Media & Framing Agenda : Mengapa serangan Paris lebih populer daripada kasus di Timur Tengah ??
By Meisarah Marsa, S.Sos - Januari 26, 2016
Bagaimana dunia akan memihak muslim jika
hanya segelintir org saja yang paham dan mengetahuinya??
Bagaimana dunia akan mengkritisi berita Paris attack jika masyarakat sipil di setiap negara mendapat
asupan informasi yang diframing oleh
medianya??
Bagaimanapun muslim bersuara, jika manusia
di belahan dunia lain yang seharusnya bisa memihak muslim justru mendapat minim informasi
atau bahkan tidak mengetahui informasi Timur Tengah yang jauh lebih parah.
Pengaruh framing media juga tidak dpt dianggap
remeh... Saya punya teman orang Timur,, mereka justru terkejut dengan website
Indonesia yang
bisa dengan mudah mendapatkan data2 kasus Timur Tengah,,, Di negara mereka
data-data tersebut sangat minim di website...
di website negara mereka saja diframing apalagi di tv... Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
dunia menutup informasi kasus Timur Tengah melalui framing media. Berbicara mengenai media merupakan hal yang sangat
provokatif. Salah seorang dosen saya bahkan pernah mengatakan bahwa hati-hati dengan media, 1000 berita
kebohongan akan mnjadi
kebenaran. Jika berita kebenaran hanya diberitakan oleh 1 media saja maka
dianggap kurang validitasnya. Lalu bagaimana masyarakat sipil bersikap terhadap
media??
- Masyarakat
perlu untuk mengkritisi suatu berita dengan melihat berita dari sumber media
lainnya sebagai rujukan. Saya bahkan pernah menemukan 2 media internasional bergambar
sama tapi dengan kasus yang beda, dimana yang satu memberitakan tentang kasus Suriah dan satu
laginya Palestina.
- Bersikap netral dan tidak mudah percaya terhadap media.
- Akan
lebih baik jika masyarakat sipil mengenal siapa dalang dibalik media, apa
kepentingan media. Dengan begitu masyarakat dapat melihat framing atau agenda setting yang dipublikasikan oleh
media tsb.
Media
bahkan saling bersaing dan saling menjatuhkan argumen media lainnya. media tak
jarang akan bergantung kepada kepopuleran informasi, yang mana dengan semakin populer informasi yang
mereka publikasikan (meskipun itu suatu kebohongan), maka semakin banyak pembacanya, dan
semakin survivelah media tersebut. Intinya, media
membutuhkan dana untuk dpt menjaga keberlangsungannya. Dana didapat dari tingginya rating pembaca. Dan itu semua diperoleh
melalui kepopuleran berita yang disodorkan oleh media. Media juga dapat dijadikan sebagai alat propaganda
oleh pemerintah. Apakah semua media seperti itu?? tergantung dari sikap masyarakat
menilai media tersebut berdasarkan 3 poin di atas.
Jadi, jika
muslim ingin menyiarkan pada dunia bahwa ia bukan teroris dan bahwa kondisi yang
lebih memprihatinkan adalah kondisi Timur Tengah, maka buatlah framing
berita tentang itu. Buatlah mereka sadar dan tahu siapa yang harus mereka kasihani
dan mereka bela. Yang bisa diakses oleh mereka di belahan dunia lainnya.
Tentunya, kesiapan bahwa media muslim itu akan diblock sewaktu-waktu juga tidak dapat dipungkiri.