Inilah 5 Keutamaan Dibalik Puasa Asyura
By Meisarah Marsa, S.Sos - September 29, 2017
Puasa Asyura dikenal
sebagai salah satu puasa yang disunnahkan. Di dalam Islam, nabi Muhammad SAW
sangat menganjurkan umatnya untuk melaksanakan puasa ini.
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah
(puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat
yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no.
1163, dari Abu Hurairah)
Puasa Asyura merupakan puasa yang
dilakukan pada hari ke-10 di bulan Muharam. Dan bulan Muharam merupakan salah
satu dari bulan – bulan haram (bulan – bulan suci). Para ulama sepakat bahwa
hukum mengerjakan puasa ini adalah sunnah dan sangat dianjurkan. Dan pada tahun
ini, 10 Muharam bertepatan dengan hari Sabtu (30/9/17).
Alasan kenapa
dianjurkannya puasa ini tidak lain adalah karena pada hari tersebut terdapat
sejarah besar yang menjadikannya sebagai hari yang mulia. Salah satunya yaitu pada
10 Muharam Allah SWT menyelamatkan Musa dan kaumnya dari kejaran Fir’aun yang
akhirnya mati tenggelam di laut merah. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma,
Nabi SAW bersabda,“Ketika tiba di Madinah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa
sallam mendapati orang-orang Yahudi melakukan puasa ’Asyura. Kemudian
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bertanya, ”Hari yang kalian bepuasa
ini adalah hari apa?” Orang-orang Yahudi tersebut menjawab, ”Ini adalah hari
yang sangat mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan
kaumnya. Ketika itu pula Fir’aun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada
hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada
hari ini”. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam lantas berkata, ”Kita
seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian.” Lalu
setelah itu Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam memerintahkan kaum
muslimin untuk berpuasa.” (HR. Muslim no. 1130).
Pengerjaan puasa
Asyura sendiri tidak jauh berbeda dengan puasa lainnya. Hanya niatnya saja yang
berbeda. Selain puasa Asyura, Rasulullah juga menganjurkan puasa pada tanggal 9
dan 11 Muharram. Alasan syar’i mengenai hal ini adalah agar tidak menyamai
puasa penganut lain yakni Yahudi dan Nasrani - rumaysho.com (18/12/09).
Dibalik sejarah besar
yang melatarbelakangi puasa Asyura, juga terdapat keutamaan. Berikut 5
keutamaan puasa Asyura yang perlu kamu ketahui.
1.
Dapat
menghapus dosa setahun sebelumnya
Abu Qotadah Al
Anshoriy berkata,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ
عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ
عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Nabi shallallahu
’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab,
”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan
datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau
menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).
2.
Merupakan
puasa sunnah yang utama
Dari ’Aisyah
-radhiyallahu ’anha-, beliau berkata,
كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ
تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِى الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه
وسلم – يَصُومُهُ ، فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ ،
فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ
شَاءَ تَرَكَهُ
”Di zaman jahiliyah
dahulu, orang Quraisy biasa melakukan puasa ’Asyura. Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam juga melakukan puasa tersebut. Tatkala tiba di Madinah,
beliau melakukan puasa tersebut dan memerintahkan yang lain untuk melakukannya.
Namun tatkala puasa Ramadhan diwajibkan, beliau meninggalkan puasa ’Asyura.
(Lalu beliau mengatakan:) Barangsiapa yang mau, silakan berpuasa. Barangsiapa
yang mau, silakan meninggalkannya (tidak berpuasa).” (HR. Bukhari no. 2002 dan Muslim no. 1125)
3.
Jatuh pada
bulan haram (bulan suci)
Telah dikatakan
sebelumnya, bahwa bulan Muharam merupakan salah satu bulan – bulan haram.
Diriwayatkan dari Abu
Bakrah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
((… السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ
شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو
الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَان.))
“Setahun terdiri dari
dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram, tiga berurutan, yaitu:
Dzul-Qa’dah, Dzul-Hijjah dan Al-Muharram, serta RajabMudhar yang terletak
antara Jumada dan Sya’ban.” (HR Al-Bukhari
no. 3197 dan Muslim no. 1679/4383)
4.
Merupakan
salah satu keinginan Nabi sebelum wafat
Ibnu Abbas berkata,
seseorang pernah menanyai Rasulullah pada saat melakukan puasa Asyura,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ
يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.
“Wahai Rasulullah,
hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lalu Rasulullah
menjawab,
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ
الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
“Apabila tiba tahun
depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari
kesembilan.”
Namun sebelum sampai
di tahun berikutnya, Rasulullah telah duluan wafat (HR. Muslim no. 1134).
5.
Mendapat
pahala yang lebih daripada puasa di hari lain
Dikarenakan dilakukan pada salah satu bulan – bulan
haram (Muharam), maka segala amalan sholeh dan pahala juga akan dilipat
gandakan.
Dengan 5 (lima) keutamaan tersebut, mengapa kita masih ragu untuk
melaksanakannya?
Sumber :
https://muslim.or.id/23090-keutamaan-puasa-asyura-dan-sejarahnya.html
https://rumaysho.com/722-amalan-puasa-asyura.html