Kemajuan Ilmiah dan Sastra

By Meisarah Marsa, S.Sos - Mei 29, 2013


oleh : Meisarah Marsa

Sejak dimulainya masa penerjemahan (750-850 M), orang arab dan muslim berhasil mengembangkan pemikiran dan penelitian mereka dalam bidang hokum, teologi, filologi, dan bahasa namun, tidak cukup independen dalam hal kedokteran dan filsafat. Karya-karya tersebut banyak dipengaruhi oleh kebijakan kuno Persia dan klasik yunani yang kemudian menjadi dasar ilmu yang mendominasi pemikiran Eropa abad pertengahan.
Kajian dalam bidang kedokteran
Hal yang menjadi focus kedokteran paling awal diarahkan untuk menangani penyakit mata, hal ini disebabkan oleh cuaca panas di Irak dan daerah islam lainnya. Berdasarkan buku al-‘Asyr Maqalat fi al-‘Ayn (sepuluh risalah tentang mata) yang merupakan karya Hunayn bin Ishaq yang diterbitkan dalam bahasa Inggris tentang optimologi paling awal.
Dari hadits nabi SAW mengenai pembagian pengetahuan dalam 2 kelompok yaitu, teologi dan kedokteran maka banyak para dokter yang termotivasi untuk  menguasai sekaligus ahli di bidang metafisika, filosof, dan sufi. Dengan kemampuan tersebut ia memperoleh gelar hakim.
Profesi dokter pada masa itu juga menghasilkan banyak uang sperti halnya kisah Jibril yang merupakan dokter pribadi khalifah Harun al-Rasyid yang mendapatkan 100ribu dirham.
Beberapa kemajuan dalam bidang kedokteran :
·         Mendirikan apotek dan sekolah farmasi pertama
·         Menghasilkan buku daftar obat-obatan. Seperti karya Jabir bin Hayyan (776 M)
·         Adanya tes bagi para dokter. Sebagaimana yang diperintahkan oleh al-Muqtadir kepada Sinan ibn Tsabit bin Qurrah (913 M) untuk memeriksa semua dokter praktik dan member sertifikat kepada 860 dokter yang dinyatakan lulus tes karena pelayanannya yang bagus. Oleh krenanya Sinan menjadi terkenal dengan upayanya dalam meningkatkan standar kedokteran dan system administrasi rumah sakit Baghdad yang merupakan bimaristan (rumah sakit islam pertama) yang didirikan oleh khalifah Harun al-Rasyid pada awal abad ke-9.
·         Berdirinya 34 buah rumah sakit dengan sarana dan prasarana yang bagus pada masa itu.
Para pakar atau ahli kedokteran adalah :
1.      Ali al-Thabari
Nama         : Ali ibn Sahl Rabban al-Thabari (pertengahan abad 9)
Karya        : Kitab al-Din, Firdaws al-Hikmah
Riwayat     : masuk islam pada masa al-Mutawakkil dan menjadi dokter                         pribadi khlaifah     
2.      Al-Razi
Nama         : Abu Bakr Muhammad ibn Zakariyya al-Razi (865-925 M)
Lahir          : di Rayy, dekat Teheran (ibukota Iran)
Riwayat     : merupakan penulis yang paling produktif dan  dokter muslim             
                    Terbesar. Pernah menjabat sebagai kepala dokter di rumah sakit 
                    Baghdad. Penemu prinsip seton dalam operasi.
Karya        : terdiri dari 113 buku tebal dan 28 buku tipis, 12 diantaranya 
                    membahas tentang kimia. Al-Hawi (sebagai kary utama), Kitab al-Asrar (menjadi sumber utama ilmu kimia), kitab al-Thibb al-Manshuri, moograf yang paling terkenal adalah al-Judari wa al-hashbah (tentang bisul dan cacar air). Karya-karya Al-Razi ini telah banyak member kontribusi besar terhadap pemikiran orang Barat Latin.

3.      Ali bin al-Abbas al-Majusi
Nama         : Ali ibn al-Abbas (w. 994 M)
Karya        : kitab al-Maliki (tentang makanan bergizi dan perawatan medis)
                    atau Kamil al-Shina’ah al-Thibbiyah (kamus tentang
                    pengetahuan dan praktik kedokteran).
Penemuan  : konsep awal tentang system pembuluh darah kapiler dan
                    pembuktian bahwa seorang bayi harus didorong dengan
                    kontraksi otot rahim untuk dapat berhasil dalam persalinan.
4.      Ibnu Sina
Nama         : Abu ‘Ali al-Husayn Ibn Sina atau Avicenna (980-1037 M),   juga dengan  al-syaikh al-rais.
Riwayat     : putra Abdullah dari keluarga Ismail, lahir di dekat Bukhara dan wafat di Hamadan. Ia mendapat hak istimewa untuk menggunakan pustaka milik raja karena berhasil menyembuhkan raja Nuh bin Manshur, sultan Dinasti Samaniyah.
Karya        : Al-Qifthi, kitab al-Syifa, al-Qanun fi al-Thibb yang sekarang menjadi buku panduan utama ilmu kedokteran di barat pada abad 12-17. Lebih kurang terdapat 200 karya Ibnu Sina mengenai filsafat, kedokteran, geometri, astronomi, teologi, filologi, dan kesenian.

5.      Ali bin Isa (Jesu Haly)
Riwayat     : seorang ahli mata dari agama Kristen, hidup di Baghdad abad ke-11.
Karya        :  Tadzkirah al-Kahhalin mengenai penyakit mata.

Gambar Ibnu Sina dan Al-Razi menghiasi ruang besar Fakultas Kedokteran di Universitas Paris. Ilmu kedokteran lebih dikuasai oleh al-Razi, sedangkan filsafat lebih dikuasai Ibnu Sina.
Ahli kedokteran pada lapisan kedua adalah :
6.      Ibnu Jazlah
Riwayat     : awalnya beragama Kristen, wafat di Bangesla 1100 M.
Karya        : Taqwim al-Abdan fi Tadbir al-Insan (tabel tubuh yang terkait dengan pengaturan fisik manusia) yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Latin pada 1532 M.

7.      Ibnu Buthlan
Riwayat     : wafat di Antiokia tahun 1063 M.
Karya        : Taqwim al-Shihhah.
8.      Ya’qub bin Akhi Hizam
Riwayat     : seorang ahli kuda al-Mu’tadhid (892-902 M).
Karya        : al-Furusiyah wa Syitat al-Khayl mengenai perawatan kuda yang manuskripnya kini disimpan di museum Inggris.
Perkembangan Filsafat Islam
            Dalam pandangan orang Arab, filsafat merupakan pengetahuan tentang kebenaran, sejauh hal itu bisa dipahami oleh manusia. Nuansa filsafat berakar dari tradisi Yunani yang disesuaikan dengan nilai-nilai Islam. seiring dengan berjalannya waktu, orang Arab menerapkan kata falasifah atau hukama (filosof atau sufi) dan mutakallimun atau ahl al-kalam yang perlahan berubah maknanya menjadi teologi.
Beberapa ahli filsafat dianataranya :
1.      Al-Kindi
Nama               : Abu Yusuf Ya’qub bin Ishaq
Riwayat           : merupakan keturunan Arab, lahir di Kuffah 801 M, wafat di Baghdad 873 M, mendapat gelar filosof bangsa Arab. Selain ahli filosof, ia juga ahli perbintangan, kimia, ahli mata, dan music.
Karya              : lebih kurang 361 karya, beberapa diantaranya yaitu, tentang ilmu optic geometris dan fisiologis, De aspectibus (karyanya yang diterjemahkan dalam bahasa Latin).
2.      Al-Farabi
Nama               : Muhammad ibn Muhammad ibn Tharkhan Abu Nashr al-Farabi (Alpharabius).
Riwayat           : keturunan Turki, lahir di Transoxania, dididik oleh seorang dokter Kristen di Baghdad dan menjadi seorang sufi. Wafat di Damaskus tahun 950 M dalam usia 80 tahun.
Karya              : Risalah Fushush al-Hikam (Risalah Mutiara Hikmah), Risalah fi Ara Ahl al Madinah al-Fadhilah, Al-Siyasah al-Madaniyah yang terilhami oleh karya Plato dan Aristoteles., dan Kitab al-Musiqi al-Kabir.
3.      Ibnu Sina
4.      Munculnya kelompok mazhab filsafat yang dikenal denagn Ihwan al-Shafa di Baghdad pada bada ke-4 H sekitar 970 M. Dengan kumpulan risalah mereka, Rasa’il yang berbentuk ensiklopedi mengenai matematika, astronomi, geografi, music, etika, dan filsafat. beberapa tokoh yang tertarik dengan tulisan dan mazhab ini adalah al-Ghazali, Rasyid al-Din Sinan bin Sulaiman, Abu al’Ala al Ma’arri.

Kajian Astronomi dan Matematika
            Ilmu astronomi (perbintangan) mulai berkembang di Baghdad pada tahun 771 M seiring dengan masuknya pengaruh buku India (Siddhanta) yang diterjemahkan oleh Muhammad bin Ibrahim al-Fazari dan pengaruh buku Yunani yang muncul setelahnya.
·         Observatorium pertama
       Pada awal abad ke-9, al-Ma’mun membangun sebuah observatorium di dekat Bayt al-Hikmah, di pintu masuk Syamsiyah, Baghdad dengan supervisor seorang yahudi yang masuk islam, Sind bin Ali dan Yahya bin Abi Manshur.
·         Observatorium kedua
       Al-Ma’mun juga mendirikan observatorium lainnya di bukit Kasiyun di luar Damaskus. Perangkat observasi saat itu terdiri dari busur 900, astrolob (yang ditemukan oleh Ibrahim al-Fazari yang meniru bentuk astrolob Yunani. Para ahli astronomi pada masa al-Ma’mun melakukan perhitungan yang luar biasa mengenai luas permukaan bumi yang diperkirakan panjang lingkar bumi 20.400 mil dengan diameter 6500 mil. Para ahli tersebut diantaranya anak-anak Musa bin Syakir, al-Khawarizmi, Maslamah al-Majriti. Karya-karya mereka menggantikan karya Yunani dan India dan telah digunakan di China dan Barat.
·         Observatorium ketiga
       Observatorium ini dioperasikan oleh anak-anak Musa bin Syakir di Baghdad.
·         Observatorium keempat
       Dibangun oleh Syaraf al-Dawlah, Sultan Dinasti Buwaihi (982-989 M) dan kemudian menjadi tempat kerja Ahmad al-Shaghani, Abu al-Wafa’, dan ‘Abd al-Rahman al-Shufi dengan karyanya al-Kawakib al-Tsabitah (karya besar tentang astronomi).
·         Observatorium Maraghah
       Observatorium ini dipimpin oleh Nashr al-Din al-Thusi, ahli filosof-astronom terakhir dinasti Abbasiyah, ia mempersembahkan tabel astronomi al-Zij al Il-Khani untuk Hulagu Khan, penyerang dari Mongol pada masa kehancuran Abbasiyah.
Ahli astronomi lainnya yang juga terkenal adalah, Abu Al-‘Abbas Ahmad al-Farghani dengan karya utamanya, al-Mudkhil ila ‘Ilm Hay’ah al-Aflak.
Di instana Buwaihi yaitu, Rukn al-Dawlah dan Abu Ja’far al-Khazin dari Khurasan.
Pada tahun 877-918 M, seorang ahli astronomi terbesar pada masa islam, Abu ‘Abdullah Muhammad ibn Jabir al-Battani (Albategnius) melakukan observasi di Raqqah mengenai perhitungan orbit bulan dan beberapa planet, kemungkinan gerhana matahari cincin, menentukan sudut ekliptik bumi, dan perhitungan kemunculan bulan baru. Dalam ilmu pengetahuan alam, salah seorang ahli yang terkenal adalah Abu al-Rayhan Muhammad ibn Ahmad al-Biruni (973-1050 M), karyanya yaitu al-Qanun al-Mas’udi fi al-Hay’ah wa al-Nujum dan al-Tafhim li Awa’il Shina’ah al-Tanjim, dalam karyanya, al-Biruni mendiskusikan tentang perputaran bumi dengan porosnya dan menghitung garis lintang dan bujur.
Salah seorang sultan Dinasti Saljuk, Jalal al-Din Maliksyah juga merupakan penyokong dalam kajian astronomi. Pada 467 H/ 1074-1075 M, ia membangun observatorium di Rayy (Naisabur) dengan memanggil seorang tokoh yaitu Umar al-Khayyam, yang kemudian berhasil membuahkan sebuah karya yaitu penemuan sebuah kalender  yang dikenal dengan al-Tarikh al-Jalali.     
Dalam bidang astrologi, pendukung astronomi, Abu Masy’ar (w.886) merupakan ahlinya. Karyanya diterjemahkan ke bahasa Latin yang kemudian memperkenalkan Eropa mengenai hokum pasang surut laut yang berkaitan dengan timbul dan tenggelamnya bulan.
Beberapa ahli matematika yang terkenal diantaranya adalah :
1.       Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi (780-850 M)
Karya        : Hisab al-Jahr  wa al-Muqalabah tentang aritmatika dan aljabar, ia turut berperan dalam memperkenalkan angka-angka arab (algoritma), menyusun tabel astronomi tertua. Karyanya kemudian ditrjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 oleh Gerard dan kemudian menjadi buku rujukan matematika oleh barat hingga abad ke-16.
Para ahli yang dipengaruhi oleh pemikiran khawarizmi    : Umar al-Khayyam, Leonardo Fibonacci, Master Jacob, dan al-Jabar al-Khayyam yang melebihi khawarizmi dalam hal solusi pembagian kuadrat tingkat dua dengan geometrid an al-jabar.
2.      Abu Bakar Muhammad al-Karaji (w.1019 M)
Karya        : al-Kafi fi al-Hisab (tuntunan aritmatika)
3.      Ahmad al-Nasawi (w.1040 M)
Karya        : al-Muqni fi al-Hisab al-Hindi


Namun, al-Nasawi dan al-Karaji masih menggunakan huruf alphabet Yunani maupun angka India dalam kajiannya. Sedangkan al-Kawarizmi telah menemukan system angka dengan seiring masuknya aritmatika hindu dalam buku astronomi Sindhind yang diterjemahkan oleh al-Fazari. 

  • Share:

You Might Also Like

0 comments