Sistem Pemilu Australia

By Meisarah Marsa, S.Sos - November 14, 2014



Voting System
Varian of Voting System
Parliaments and Local Councils
Sistem Pemungutan Suara
Political Impact
Plurality Systems
First Past The Post

kandidat yang mendapatkan suara terbanyak akan dipilih

Block Vote
Senate
kandidat dengan suara tertinggi
akan dipilih, terlepas dari jumlah persentase suara 
Ada kecenderungan bahwa pemilu akan dimenangkan oleh partai yang sama.
Cumulative Vote
Norfolk Island Legislative Assembly
Pemilih memiliki number of vote yang sama. Pemilih dapat memberikan satu suara untuk masing-masing calon, atau memberikan dua suara untuk calon yang berbeda. kandidat dengan suara tertinggi
akan dipilih, terlepas dari jumlah persentase suara. 

Majority Systems
Contingent Vote
Queensland Legislative Assembly
Pemilih diminta untuk mengurutkan kandidat berdasarkan preference. Jika tidak ada kandidat yang mendapatkan suara mutlak dari preference pertama maka semua kandidat kecuali 2 kandidat utama dihilangkan dari penghitungan dan suara yang mereka dapatkan dialihkan pada 2 kandidat yang meraih jumlah suara mayoritas.

Second Ballot
New South Wales Legislative Assembly (1980-1918)
Sistemnya tidak jauh berbeda dengan First Past the Post. Namun, jika tidak ada kandidat yang menerima jumlah suara mutlak (lebih dari 50%), maka dilakukan pemungutan suara kedua antara dua kandidat yang menerima perolehan suara tertinggi, digelar selama 7 hari setelah pemilu

Preferential Voting (multi-member electorates)
Legislative
Assembly, Local Councils, House of Representatives, and senate (1919-1946)
Kandidat ditempatkan secara vertikal pada surat suara. Posisi senat pertama diisi setelah penghitungan preferential voting biasa. Posisi senat kedua diisi setekah penghitungan preferential voting dengan menghilangkan kandidat yang menempati posisi senat pertama. Terus dilanjutkan hingga penghitungan posisi senat ketiga.   

salah satu pihak cenderung
memenangkan semua kursi yang diperebutkan
‘Full’ Preferential Voting
House of
Assembly, House of Representatives
A single count à Jika kandidat dengan preference 1 menerima lebih dari 50%, maka kandidat tersebut terpilih.
More than one count à jika tidak ada kandidat yang menang berdasarkan single count maka, 1) kandidat dengan penilaian paling sedikit dikeluarkan dari hitungan, 2) penilaian kandidat ini akan ditransfer ke kandidat lainnya sesuai dengan kandidat pilihan kedua yang ditulis di kertas kandidat yang dikeluarkan, 3) Jika hal ini masih belum menghasilkan kandidat dengan vote lebih dari setengahnya, maka terus dilanjutkan ke preferences selanjutnya hingga ada satu kandidat yang menerima lebih dari setengah dari total jumlah votes.

1)lebih menguntungkan partai besar, karena partai kecil sulit untuk meraih suara di atas 50%. 2) berdasarkan single member electorate, partai yang menang belum tentu berhasil menjalankan pemerintahan. 3) jumlah kursi yang diperoleh tidak seimbang akibat adanya kemenangan suara mayoritas (the winner'dalam  single member electorate 4) menghasilkan three cornern contest 5) Partai politik berusaha untuk menggunakan banyak kontrol agar mereka dapat mempengaruhi voters misalnya melalui ‘the how-to-vote card’

‘Optional’ Preferential Voting

Dalam Tasmanian Legislative Council, pemilihan Optional Preferential Voting dibatasi sebagai berikut : 1) jika ada 2 atau 3 kandidat dalam surat suara, preferensi harus diberikan kepada masing-masing kandidat. 2) tetapi jika ada lebih dari 3 kandidat, maka pemilih bebas untuk memilih kandidat-kandidat tersebut. Sebaliknya, ketika voting New South Wales or Queensland Legislative Assembly, pemilihan Optional Preferential Voting tidak dibatasi, dengan ketentuan sebagai berikut : 1) suara hanya untuk satu kandidat, mengkosongkan semua kotak lainnya (plumping), 2) memberikan preferensi kepada sebagian kandidat, 3) memberikan preferensi kepada semua kandidat
1)memungkinkan bagi kandidat pemenang untuk mendapatkan suara kurang dari setengahnya. 2) Dalam pemilihan Queensland 2004 dan 2007, Partai Buruh meminta pendukungnya untuk just one vote. Pemilih Buruh diminta untuk memberikan pilihan pertama mereka, dengan tidak ada preferensi yang diberikan kepada calon lainnya. Hal ini dilakukan karena para buruh berusaha untuk meminimalisir kerugian
Proportional systems
Proportional Representation (Senat Model)
senate
Sistem ini ditemukan untuk menghasilkan hasil pemilihan yang proporsional dimana partai harus memenangkan kursi parlemen dalam proposi ukuran vote mereka. Idealnya 50% vote harus memenangkan 50% kursi.  Masing-masing negara dan teritori bertindak sebagai single atau multi member dalam pemilihan senat.
-          Dalam pemilihan suatu half senate, terdiri dari 6 perwakilan masing-masing negara dan 2 perwakilan dari masing-masing teritori.
-          Sedangkan dalam pemilihan full senate terdiri dari 12 senator yang dipilih dari setiap negara bagian dan 2 perwakilan dari teritori.
Seorang pemilih diharuskan untuk memilih above or below the line

1)‘Safe’ seats  memberikan peluang kepada 2 kandidat dari setiap koalisi untuk mendapatkan 2 kursi. 2) kesempatan untuk meraih total suara yang lebih kecil / <50% memungkinkan partai kecil untuk berkompetisi. 3) Control of the Senate tidak hanya dapat dilakukan oleh partai besar saja, tapi juga partai kecil

Proportional Representation (List – Modified d'Hondt) / Hare-Clerk system
house of assembly di tasmania dan legislative assembly ACT
-          Proses penghitungan suara & quota dikalkulasikan dalam cara yang sama seperti pemilihan senat.
*Tasmania memiliki lima House of Assembly dibawah sistem hare-clark. ACT memiliki one seven-member electorate and two five-member electorates.
*Tidak memiliki garis horizontal dalam kertas suara senat. Kandidat partai ditempatkan dalam grup vertikal yang terpisah dengan ungrouped kandidat dalam kolom yang terletak di sebelah kanan.
*Di tasmania, voter harus menandai preferencenya pada minimal 5 kandidat atau lebih. Tasmanian electoral law melarang siapapun untuk meminta dukungan suara,memohon suara dari elector atau melakukan upaya yang mengakibatkan elector tidak memilih untuk kandidat tertentu dalam radius 100 meter di tempat pemungutan suara. Sehingga tidak ada ‘how to vote cards’ dimanapun pada hari pemilihan untuk tasmanian house of assembly.


1)menghasilkan Minority governments, 2)kurangnya above the line, ketiadaan sistem how-to-vote cards dan the rotation of party names menjadikan hasil perhitungan sulit diprediksi, 3) Kandidat partai lebih rentan diserang dibandingkan dalam pemilihan senat, 4) Kurangnya rasa keamanan bagi setiap kandidat menyebabkan setiap kandidat bersaing mendapatkan suara bukan hanya dengan partai lawan mereka namun jugadengan anggota sesama partai.


  • Share:

You Might Also Like

0 comments