https://www.garutkab.go.id |
Garut, merupakan sebuah Kabupaten yang ada di
wilayah Jawa Barat, berjarak 64 km di sebelah tenggara Bandung. Dewasa ini,
banyak para wisatawan lokal maupun mancanegara yang tertarik berwisata ke
tempat yang satu ini. Garut memiliki destinasi wisata yang eksotis, kuliner
enak yang menggigit lidah dengan cita rasa yang khas serta corak budaya yang
klasik. Eits, daya tarik Garut nggak hanya dari hal ini saja loh! Siapa sangka
daerah yang terkenal dengan khas kuliner dodolnya ini ternyata memiliki sejarah
yang cukup unik. Mulai dari asal muasal namanya hingga pernah dijuluki sebagai
Kota Intan, menjadikan Garut memiliki cirikhas tersendiri.
Asal muasal sejarah Garut sendiri bermula dari
pencarian wilayah baru untuk dijadikan ibukota oleh Bupati Limbangan. Sejarah
mencatat, pada tanggal 2 Maret 1811, salah seorang petinggi Belanda bernama
Gubernur HW Daendels membubarkan Kabupaten Limbangan lantaran berkurangnya
produksi kopi di wilayah tersebut. Kemudian, pada tanggal 16 Februari 1813
status Limbangan sebagai Kabupaten kembali dipulihkan oleh Letnan Gubernur
Thomas Stamford Raffles setelah terjadi peralihan kekuasaan Hinda Belanda ke
tangan Inggris. Ia lalu, mengangkat Adipati Adiwidjaja sebagai Bupati Limbangan dan
menjadikan wilayah Suci sebagai Ibukota Limbangan.
Semasa jabatannya, Adiwidjaja mencoba mencari
lokasi yang tepat untuk dijadikan Ibukota, karena menurutnya wilayah Suci tidak
subur, terlalu sempit, dan tidak memenuhi syarat untuk dijadikan Ibukota. Adipati Adiwidjaja pun membentuk tim khusus untuk
mencari lokasi Ibukota baru. Usai pencarian, akhirnya panitia yang terbentuk
memutuskan untuk menelusuri sebuah wilayah yang terletak 5 km di bagian Barat
Suci. Tempat tersebut dianggap layak karena merupakan daerah yang subur dengan
tersedianya sumber mata air dan sungai yang mengalir jernih. Pemandangannya
terlihat semakin eksotis dengan dibalut gunung-gunung yang mengelilinginya.
https://sportourism.id/ |
Saat sedang menelusuri sumber mata air, salah
seorang tim terluka karena tergores belukar berduri atau yang dikenal dengan
istilah “marantha”. Dalam ekspedisi tersebut, seorang Eropa yang ikut terlibat
ekspedisi menanyakan kepada salah satu tim kenapa tangannya terluka. Lalu,
orang yang terluka tersebut menjawab dalam bahasa Sunda dengan “kakarut”, alias
tergores belukar berduri. Karena tidak fasih berbicara bahasa Sunda, orang
Eropa tadi menyebut “kakarut” dengan “gagarut”. Sejak itulah, tanaman belukar
berduri yang ditemukan tim ekspedisi dinamai “Ki Garut” dan sumber mata air
yang ditemukan diberi nama “Cigarut”, lalu dari nama “Cigarut”, tempat tersebut
kemudian diberi nama “Garut”.
Pada pertengahan September 1813, Adipati Adiwidjaja selaku Bupati Limbangan meresmikan
Garut sebagai Ibukota Limbangan dengan peletakan batu pertama pembangunan
Ibukota. Beberapa pembangunan diantaranya yaitu, pembangunan masjid, alun-alun,
kantor, tempat tinggal, pendopo,
jembatan Leuwidaun, dan babancong atau yang dikenal dengan tempat
berpidato untuk Bupati. Setelah pembangunan selesai, nama Kabupaten Limbangan
kemudian berganti menjadi Kabupaten Garut dengan Ibukota Garut pada tanggal 1
Juli 1913. Lalu pada tanggal 14 Agustus tahun 1925, Garut memiliki Bupati
Pertamanya secara resmi setelah pergantian nama Kabupaten Limbangan menjadi
Kabupaten Garut. Bupati pertamanya yaitu R.A.A Soeriya Kartalegawa setelah
disahkannya Kabupaten Garut menjadi daerah otonom oleh Gubernur Jenderal.
Nggak nyangka bukan, kalau ternyata nama Garut
sendiri berasal dari ketidaksengajaan yang terjadi selama ekspedisi pencarian
Ibukota baru berlangsung. Berawal dari kesalahan penyebutan nama, kini Garut
sudah ditetapkan sebagai nama sebuah Kabupaten dan Ibukota. Unik ya? Meski
demikian, Garut kini sudah sangat dikenal luas loh.
Tapi tunggu dulu, masih ada keunikan lain yang
perlu kamu ketahui tentang Garut nih. Percaya nggak, kalau ternyata Garut
pernah mendapat julukan “Swiss Van Java”?
https://www.kompasiana.com/malasyafailah/ |
Julukan “Swiss Van Java” lahir dari pemandangan
Kabupaten Garut yang sangat eksotis. Pesona alamnya yang menakjubkan dan
hawanya yang sejuk serta udara bersih layaknya Kota Swiss telah sukses menarik
minat para wisatawan untuk berkunjung. Ketertarikan tersebut dikarenakan ada kemiripan
bentang alam antara Swiss dengan Garut.
Jika di Swiss ada gunung Alpen yang menjadi
favorit pendaki, di Garut juga ada gunung yang cukup terkenal yaitu Gunung Gede
atau juga dikenal dengan Gunung Papandayan. Meski tidak bersalju layaknya
Gunung Alpen, namun gunung ini tidak kalah sejuk dan segarnya. Di samping
Papandayan, Garut juga memiliki dua gunung yang semakin menambah eksotismenya
yaitu Gunung Guntur dan Gunung Cikuray.
Tidak cukup sampai di situ, Garut memiliki
danau Situ Bagendit yang menjadi tandingan danau Interlaken, Swiss. Selain
danau, Garut juga kaya akan sumber air panas yang salah satunya terletak di
daerah Cipanas. Di samping itu, Garut juga memiliki sungai yang bisa dijadikan
sebagai destinasi uji adrenalin yaitu Sungai Cikadang.
Sedangkan dari segi kuliner, Swiss terkenal
denan coklatnya sedangkan Garut terkenal dengan dodolnya. Bagaimana? Mirip
bukan? Sehingga tidak heran, pada era 20-an, Garut dijuluki Swiss Van Java
alias Swiss dari pulau Jawa. Garut menjadi tujuan wisata yang terkenal di
Indonesia layaknya Swiss yang menjadi tujuan wisata alam terkenal di Eropa.
Bahkan, dengan destinasi wisata yang sangat potensial, seorang Gubernur Belanda
bernama Holke Van Garut kemudian mendirikan dua buah hotel yaitu Hotel
Belvedere dan Hotel Van Hengel.
Promosi Garut pada waktu itu sangat gencar,
bahkan ketenarannya pernah dimuat di Encyclopedie van Nederlands-Indie
(Ensiklopedia Hindia-Belanda) terbitan tahun 1917. Saking populernya, banyak
hotel dan tempat penginapan didirikan, serta foto-foto destinasi wisata Garut
dimuat dalam buku petunjuk traveling untuk turis mancanegara, tempat-tempat
wisata dibangun dan dikelola dengan baik.
Saking populernya, selebriti dunia bahkan
pernah mengunjungi Garut loh! Charlie Chaplin, seorang artis Hollywood yang sangat
terkenal pernah berkunjung ke Garut pada tahun 1928. Bahkan, Ratu Belanda dan
Perdana Menteri Perancis juga pernah dikabarkan menginap di Hotel Grand
Ngamplang, menikmati keindahan Garut. Hadirnya kunjungan dari orang-orang
penting saat itu menjadikan Garut mendapat julukan Garoet Mooi, yang berarti
Garut Cantik.
Meskipun memiliki sisi cagar alam yang
menakjubkan, Garut ternyata tidak luput dari peristiwa-peristiwa penting dalam
mempertahankan kedaulatan. Beberapa pertempuran pernah terjadi di daerah indah
ini. Pertempuran tersebut antara lain :
- Pertempuran
Cimareme, terjadi pada tanggal 19 Juli 1919 antara rakyat Indonesia dengan
Belanda. Akibat tindakan semena-mena Belanda terhadap kebijakan peraturan
pembelian padi, rakyat Indonesia yang waktu itu dipimpin oleh Haji Hasan
berupaya memerangi tindakan Belanda tersebut dan meletuslah perang.
- Pertempuran Kubang di Banyuresmi untuk menghadang pasukan Jepang yang akan memasuki Garut pada 12 Oktober 1945.
- Peristiwa Leuwigoong yang terjadi dalam upaya menghadang tentara Belanda yang sedang melakukan perjalanan hendak memasuki wilayah Garut menggunakan kendaraan truk dari arah Leles-Cibatu, terjadi pada tanggal 3 September 1947.
- Munculnya
serangan dari 3000 pasukan DI/TII pimpinan Sekarmadji Maridjan Kartosoewiryo
pada tanggal 17 April 1952 yang terjadi di Desa Cipari dan Pesantren Cipari,
Wanaraja.
Pasca peperangan yang berlangsung selama mempertahankan
kedaulatan bumi Garut, sempat membuat kondisi Garut porak poranda. Hal ini
ditunjukkan dengan dihancurkannya hotel-hotel yang dibangun pada masa kolonial
yang dilakukan pada masa pergerakan kemerdekaan, tepatnya di tahun 1942.
https://twitter.com/infogarut/ |
Namun, pasca kemerdekaan mulai digalakkan
kembali pembangunan yang menunjang pariwisata Garut. Perbaikan terus
digencarkan, hingga tepatnya pada tanggal 8 Desember 1960, Garut kemudian
mendapat julukan Kota INTAN dari Presiden Soekarno yang pada waktu itu
berkunjung ke Garut. Julukan tersebut diberikan lantaran Kota Garut dinilai
sebagai kota yang Indah, Tertib, Aman, dan Nyaman yang kemudian disingkat
menjadi INTAN. Garut juga dihargai sebagai salah satu kota terbersih di
Indonesia pada waktu itu. Luar biasa bukan?
Salah satu quotes Presiden Soekarno yang
melegenda adalah Jasmerah, jangan sekali-kali melupakan sejarah! Berkaca pada
sejarah Garut, mulai dari berdirinya hingga berkembang lebih bagus dan asri
seperti saat ini tidak luput dari pengorbanan para pejuang dan pahlawan yang
telah mempertahankan dan menjaga keelokan wilayah Swiss Van Java, Kota Intan,
Garut.
Siapa saja pahlawan yang telah berkorban
tersebut?
- Adipati Adiwidjaja, sosok pahlawan yang ‘menciptakan’ Garut. Atas inisiasinya, ia akhirnya berhasil menemukan Garut lewat kebijakan ekspedisi pencarian Ibu kota baru yang ia rencanakan. Oleh karenanya, masyarakat Garut mengabadikan namanya menjadi nama museum di Garut.
- Raden Ayu Lasminingrat, seorang pahlawan wanita yang memperjuangkan pendidikan kaum perempuan. Pada masanya, ia berhasil membangun sekolah untuk perempuan yang diberi nama Sakola Kautamaan Istri pada tahun 1907. Sekolahnya berkembang pesat hingga memiliki beberapa cabang yang tersebar di beberapa tempat, yaitu di kota Wetan Garut, Bayongbong, dan Cikajang. Lasminingrat dijuluki sebagai tokoh perempuan intelektual pertama di Indonesia, kecerdasannya digambarkan lewat karya-karya yang ia tulis. Jika masyarakat pada umumnya banyak yang buta huruf, sedangkan Lasminingrat mampu menciptakan berbagai buku berbahasa sunda maupun terjemahan dari karya asing. Tulisannya bahkan dicetak ulang hingga beberapa kali. Sehingganya, ia dipandang sebagai tokoh literasi nasional. Ia bahkan menginspirasi R.A Kartini lewat gagasan dan ide-idenya dalam memperjuangkan pendidikan kaum perempuan.
- Prof. KH. Anwar Musaddad, merupakan seorang pejuang kemerdekaan yang pernah memimpin pasukan Hizbullah demi melawan agresi Belanda yang ingin merebut kedaulatan Indonesia. Perlawanannya menghadapi agresi Belanda berakhir dengan ditangkapnya Anwar Musaddad dan menjadi tawanan Belanda pada tahun 1948. Namun, ia akhirnya berhasil dibebaskan setelah pengukuhan dan pengakuan kedaulatan oleh Indonesia pada tahun 1950. Anwar Musaddad juga dikenal sebagai cendikiawan. 3 tahun setelah kebebasannya, ia kemudian membangun Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIN) di Yogyakarta dan kemudian merintis IAIN Sunan Gunung Djati Bandung. Di samping kontribusi besarnya dibidang pendidikan, ia pernah dikenal sebagai penerjemaah utama Presiden Soekarno karena menguasai banyak bahasa.
- KH.
Yusuf Tauzirie, tokoh yang tidak kalah penting akan pengorbanannya membela
rakyat. KH. Yusuf Tauzirie memutuskan untuk membentuk Laskar Darussalam setelah
menolak ajakan Kartosuwiryo untuk bergabung dalam NII (Negara Islam Indonesia).
Laskar Darussalam yang ia dirikan pada akhirnya bergabung dengan Badan Keamanan
Rakyat (BKR) yang saat ini dikenal dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Sebagai pelopor Laskar Darussalam, Yusuf Tauzirie telah berjasa besar dalam
membantu melindungi pasukan Siliwangi dari serangan DI/TII.
http://www.jelajahgarut.com |
http://www.jelajahgarut.com |
http://www.jelajahgarut.com |
http://www.jelajahgarut.com |
Perjuangan para tokoh dan kontribusi
mereka dalam membesarkan nama Garut patut mendapat penghargaan
setinggi-tingginya. Masyarakat Garut layak berbangga dengan kehadiran
tokoh-tokoh bangsa yang terlahir dari tanah Garut. Tidak hanya itu, jejak
sejarah Kota Garut juga menjadi aspek penting yang wajib diketahui. Karena
dengan mengenal sejarah Garut, kita bisa termotivasi untuk lebih mengapresiasi dan
semakin mengembangkan wisata, budaya, kuliner, hingga dikenal tidak hanya di
kancah local tapi juga internasional.
Sumber :
0 comments