The Rise of China and Future of The West. Can the Liberal System Survive? By. G. John Ikenberry

By Meisarah Marsa, S.Sos - Mei 03, 2015


            Kebangkitan China menurut John Ikenberry dapat menggeser posisi unipolar AS. Meskipun kebangkitan China tersebut tidak dapat dicover oleh AS, namun yang perlu digaris bawahi adalah bahwa kekuatan China dapat bangkit di bawah aturan dan lembaga yang telah dirumuskan oleh AS. Dengan kata lain, posisi AS mungkin dapat melemah namun, sistem AS masih tetap digunakan sebagai sistem internasional yang dominan.
Dalam tulisannya, John Ikenberry membahas apakah China dapat menggulingkan tatanan yang ada atau menjadi bagian dari tatanan dan bisakah AS mempertahankan posisinya terhadap kebangkitan China. Menurut realis, kebangkitan China dapat menjadi ancaman keamanan bagi AS. Namun, tatanan internasional yang dihadapi China saat ini berbeda dengan masa lalu yang haus akan perang. Saat ini, China menghadapi tatanan internasional yang terbuka, terpadu, dan berbasis aturan dengan dasar politik yang luas dan mendalam yang sudah ditanamkan oleh AS dan digunakan sebagai sistem internasional yang dominan.
Sistem internasional dominan yang ada saat ini merupakan rumusan AS yang dibentuk untuk membangun kekuatan pasca Perang Dunia II, dengan menciptakan lembaga universal dengan keanggotaan global. Beberapa sistem seperi demokrasi, pasar bebas, PBB, WTO, World Bank, dan IMF merupakan contoh liberalisasi yang berusaha diterapkan AS secara universal. Walaupun China mengalami kebangkitan namun, China masih mendapatkan akses penuh terhadap sistem ini. 
Paul Kennedy dan Robert Gilpin menjelaskan bahwa kekuatan politik dunia ditandai dengan adanya suksesi negara kuat yang mengatur sistem internasional yang mmpu menegakkan aturan dan tatanan global yang stabil dalam upaya mengejar kepentingan dan keamanan. Namun tentu sistem tidak selamanya dapat bertahan karena akan ada perubahan jangka panjang yang akan memberikan kesempatan bagi negara pendatang baru untuk  mencoba menggeser tatanan internasional yang ada.
Dari analisa Ikenberry dijelaskan bahwa terdapat tiga karakteristik dari tatanan barat sehingga mampu bertahan hingga saat ini. Ketiga karakteristik tersebut adalah; Pertama, tidak seperti sistem kekaisaran masa lalu, sistem Barat dibangun dengan aturan dan norma-norma non-diskriminasi, mempromosikan keterbukaan pasar, menciptakan suatu kondisi yang mendorong negara untuk memajukan serta memperluas tujuan ekonomi dan politiknya. Dengan sistem ini, China akhirnya dapat memajukan ekonomi negaranya secara besar-besaran melalui sistem pasar terbuka ini. Kedua, terdapat karakter berbasis koalisi kepemimpinan. Ketiga, sistem yang dirumuskan barat pascaperang bersifat universal, luas, yang dapat digunakan dan disahkan dalam suatu aturan maupun lembaga.
Sistem ini secara tidak langsung mendatangkan insentif bagi China, meskipun China ikut mengintegrasikan negaranya ke dalam sistem internasional yang liberal. Kondisi tersebut semakin menguntungkan China ditambah lagi dengan adanya ketergantungan baru terhadap kehadiran teknologi. China dapat memanfaatkan sistem yang ada karena telah memberikan kapasitas bagi China untuk meningkatkan kekuatannya dan mengamankan kepentingannya.
Pada awalnya, China akan memakai aturan dan institusi tertentu untuk tujuan defensif yaitu melindungi kedaulatan dan kepentingan ekonomi dan di sisi lain berupaya untuk meyakinkan negara-negara lain dengan terlibat dalam  aliansi regional dan global. Hal ini tentunya lebih mendorong China untuk memilih meningkatkan kekuatannya melalui  integrasi daripada memilih berperang. Singkatnya, China dapat berkembang di dalam sistem yang telah dibentuk oleh barat bukan atas sistem China. Jadi dapat disimpulkan bahwa jika dilihat secara sistem, maka AS (barat) masih mengungguli. Namun, jika dilihat dari kekuatan yang muncul pada abad ke 21 maka China dianggap sebagai pemenang.  







  • Share:

You Might Also Like

0 comments