What
is Globalization?
Selama
1980-an, konsep globalisasi mulai mempengaruhi beragam literatur dalam
ilmu-ilmu ekonomi maupun sosial. Daya tarik terhadap globalisasi dan
konsekuensinya sedikit banyak dipengaruhi oleh keprihatinan dalam memahami sifat
perubahan sosial-ekonomi yang berimplikasi pada semua masyarakat kapitalis
maju.
Globalisasi
mengacu pada beragamnya hubungan dan interkoneksi yang melampaui negara-bangsa
(dan implikasinya terhadap masyarakat) yang membentuk sistem dunia modern. Dimana
setiap peristiwa, keputusan, dan kegiatan di salah satu bagian dunia dapat
mempengaruhi dan memiliki konsekuensi yang signifikan bagi individu dan
masyarakat di bagian dunia lainnya. Saat ini, barang, modal, orang,
pengetahuan, gambar, komunikasi, kejahatan, budaya, polusi, obat-obatan, mode,
dan keyakinan semua mudah mengalir melintasi batas-batas teritorial.
A. Gidden: Globalization is like ‘time
space distanciation’
Giddens
menganggap globalisasi menjadi salah satu konsekuensi paling signifikan dari
modernitas. Hal ini karena globalisasi melibatkan semua aspek dalam kehidupan
sosial. Kemudian, globalisasi memperluas ruang lingkup proses tersebut, dengan
konsekuensi bahwa kehidupan interaksi global akan mempengaruhi interaksi lokal
di setiap waktu dan tempat.
B. Harvey : Globalization is like
‘time-space compression’
Harvey
berpendapat bahwa globalisasi sangat berhubungan dengan krisis periodik dan
restrukturisasi kapitalisme, yang melibatkan proses ekonomi dan sosial. Di mana
globalisasi berada dibawah tekanan proses ekonomi dan sosial yang melintasi
batas ruang dan waktu di belahan dunia satu dengan yang lain. Di sisi lain,
globalisasi juga berarti intensifikasi di tingkat interaksi, keterkaitan, atau
saling ketergantungan antara negara dan masyarakat dunia modern
C. Mapping the Dimensions of
Globalization
•
Logics
1. Single
causal logic / complex logic
2. Multi
Causal logic
•
Dynamics
1. Universalization
VS Particularization
2. Homogenization
VS Differentiation
3. Integration
VS Fragmentation
4. Centralization
VS Decentralization
5. Juxtaposition
VS Syncretization
·
Accounts
of Modernity by: David Held
Multi
causal logic (Giddens & Robertson)
|
Single
causal logic / complex logic
(Wallerstein, Rosenau, Gilpin)
|
Giddens
: 4 constituent dimensions of globalization à 1)
capitalism, 2) inter-state system, 3) militarism, 4) industrialism
|
Wallerstain
: keunggulan kapitalis sebagai suatu
hal penting yang sangat mempengaruhi globalisasi
|
Robertson
: world policy, world economy, by pointing to the independent dynamics of global culture
|
Rosenau
: Technology as intensification of global interconnectedness
|
Gilpin
: the process of globalization is product of
political factors (permissive global order) à a political
order which generates the stability
and security necessary to sustain and foster expanding linkages between nation states
|
D. Wallerstain
Keunggulan
kapitalis sebagai suatu hal penting yang
sangat mempengaruhi globalisasi
•
Historical capitalism :
1. It’s origin in XVI Europe, ekonomi dunia
kapitalis kemudian mempengaruhi kekuatan dan kekayaan suatu negara sehingga
terjadi fragmentasi menjadi core, semi pheripery, & pheripery
2. Universalisasi & deepening of
capitalism memprovokasi perlawanan pada skala global akibat ketidakstabilan dalam bentuk gerakan
anti-sistemik (kontradiksi terhadap kapitalisme)
3.
Wallerstein percaya pada akhirnya hal
tsb akan menyebabkan keruntuhannya akibat collapse
E. Rosenau
•
Teknologi sebagai intensifikasi dari
‘interconnectedness dan interdependence’ global
Era
Negara Industri Maju Sebelum PD I
|
era
Globalisasi
|
the age of international politic
(era
di mana negara-negara bangsa mendominasi kancah global )
|
the age of
post international politics (era di mana
negara-bangsa harus berbagi panggung global dengan organisasi internasional,
perusahaan transnasional, dan gerakan transnasional)
|
industrialism
|
post-industrialism
as a powerful agent of
global socio-economic and political transformation
|
F. Gilpin
Proses
globalisasi justru merupakan produk dari faktor-faktor politik (permissive
global order) à
tatanan politik yang menghasilkan stabilitas dan keamanan yang diperlukan untuk
mempertahankan dan mendorong perluasan hubungan antara negara-negara bangsa Karena
global ini, negara modern fokus pada penanganan tentang pencegahan perang dan
damai, menciptakan monopoli, dan balance of power untuk menekan critical agent
untuk tidak mempengaruhi tatanan global yang berlaku
•
Era Negara Industri Maju Sebelum PD I
Secara
historis, globalisasi telah terasosiasi terutama sejak era kerajaan Eropa,
dengan adanya dorongan ekspansionis kekuasaan yang hegemon. Dimana di era Pax
Britannica, ditandai dengan tingkat saling ketergantungan internasional yang
cukup tinggi, sedangkan pada era Pax Americana proses globalisasi diintensifkan
dan ditanggung oleh tatanan keamanan yang stabil dari kekuatan militer AS. jadi,
keterkaitan di era modern global tergantung pada keberadaan suatu tatanan dunia
yang lebih stabil dan aman dijamin oleh kekuatan militer dan supremasi
hegemonik (liberal) negara. Oleh karena itu, proses globalisasi juga disebut
dengan ‘historically hegemonic process’
G. Giddens
•
4 dimensi globalisasi :
- kapitalisme à mempengaruhi percepatan dan globalisasi ekonomi
- sistem antar-negara à menjadi lebih bersifat universal
- militerisme à berkembangnya studi kajian strategis dan nuklir
- industrialisme à terjadinya transformasi dan penyebaran labor division secara global
H. Robertson
•
Faktor multidimensional yang
mempengaruhi globalisasi :
1. World
policy
2. World
Economy
3. The independent dynamics of global culture
Ketiga
faktor ini akan mempengaruhi penyebaran kapitalisme, imperilisme barat, dan
perkembangan dan perkembangan sistem media global
I. Dynamics
•
Menurut Giddens à
globalisasi secara umum dapat dipahami sebagai proses ‘contingent dan
dialectic’. Dialectical process inilah
yang kemudian dipahami Gidden sebagai dynamics (dinamika globalisasi), karena
tidak membawa perubahan yang memunculkan keseragaman, tetapi justru cenderung
saling bertentangan (binary opposing tendencies)
·
The
discourse of globalization
•
The Binary opposing tendencies
(Giddens):
- Universalization VS Particularization
seharusnya
dengan adanya globalisasi maka akan lahir kesatuan masyarakat modern yang
universal, namun pada kenyataannya globalisasi juga memicu partikularisasi
sehingg memunculkan rasa nasionalisme
- Homogenization VS Differentiation
Seharusnya dengan adanya globalisasi maka
akan lahir kesamaan paradigma / interpretasi terhadap sesuatu yang melibatkan
dunia internasional sepertihalnya permasalahan HAM, namun realitanya muncul perbedaan
interpretasi HAM dari wilayah yang berbeda
- Integration VS Fragmentation
Seharusnya globalisasi melahirkan kesatuan
masyarakat karena melintasi batas wilayah mereka, dimana pengelompokan tenaga
kerja hanya didasarkan atas transnational corporation, namun pada realitanya pengelompokan
tenaga kerja masih bersifat lokal, nasional, atau didasarkan atas batas sektor
wilayah
- Centralization VS Decentralization
Seharusnya globalisasi mampu menghasilkan
otoritas terpusat di ranah global, namun realitanya justru memunculkan otoritas
yang tidak terpusat seperti munculnya komunitas-komunitas yang bergerak
berdasarkan interest mereka contohnya peace movement, women movement,
environmental movement
- Juxtaposition VS Syncretization
Seharusnya
proses globalisasi mampu menata dan mengatur perbedaan peradaban, cara hidup,
dan praktek sosial dalam satu arah namun faktanya, justru memperkuat
batas-batas perbedaan sosial dan budaya yang berkembang dari nilai-nilai, ide,
dan pengetahuan yang dikembangkan secara sinkretisasi (beberapa arah), seperti
pencampuran masakan, gaya hidup zaman baru, arsitektur yang dipadukan dengan
budaya lama.
·
Where
Globalization might be leading humanity?
•
A global civilization/peradaban global
dimana masyarakat global disatukan oleh
keinginan untuk berdamai dan menentang tradisi, budaya, dan agama
•
A capitalist world society /masyarakat kapitalis
dimana masyarakat global disatukan akibat peningkatan dan penanaman konsep kapitalisme secara global
•
A bifurcated world/ Sebuah dunia yang terbagi dua
menurut Rosenau tidak ada masyarakat (atau sistem) global yang tunggal.
Yang ada hanyalah dua, yaitu:
–
A
society of states dimana diplomasi dan national power tetap menjadi variabel
penting
–
A
world dimana terdapat
beragam organisasi,
kelompok, dan individu yang memiliki kepentingan
•
A global society of state
Menurut gilpin, globalisasi bergantung pada faktor strategis dan
politik, global power relations dan ideologi negara yang dominan.
The
future political community
•
Dissolving the nation state
Adanya interconnectedness yang menciptakan
sebuah situasi dimana pengambilan keputusan oleh satu negara dapat menghasilkan
konsekuensi besar untuk masyarakat di banyak negara.
•
Rejuvenating the nation-state
globalisasi dapat melemahkan otonomi negara
oleh karena itu , negara harus mampu untuk menghadapi kekuatan global melalui
aksi kolektif.
•
Rethinking Sovereignity
global ini, negara modern tidak hanya
memiliki kewenangan mengatur domestik tapi juga memiliki kewenangan dalam ranah
regional maupun sub-regional dan internasional. Sehingga dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa globalisasi lebih berpotensi mengikis ‘sovereignity negara
terhadap domestik’ daripada berkontribusi terhadap kedaulatan nation-state dan
komunitas politik nasional.
J. THE LIMITS OF GLOBALIZATION
•
Apakah dengan adanya globalisasi,
perekonomian domestik menjadi terbelenggu?
Tidak
selalu benar, Paul Krugman (seorang Ahli Ekonomi): Sebagian besar pemerintah di
negara industri tidak hampir sama terbelenggu oleh globalisasi ekonomi seperti
yang umum diyakini. Mereka mempertahankan otonomi substansial dalam mengatur
ekonomi mereka, dalam merancang kebijakan sosial mereka, dan dalam
mempertahankan lembaga yang berbeda dari mitra dagang mereka. Contoh kasus
Amerika Utara misalnya. Dimana perdagangan antara Kanada dan Amerika Serikat
adalah salah satu paling bebas di dunia dan hanya sedikit terhambat oleh biaya
transportasi dan komunikasi. Namun sebuah studi oleh ekonom Kanada John
McCallum telah mendokumentasikan bahwa profit perdagangan antara provinsi
Kanada dan negara bagian AS (perdagangan internasional) adalah rata-rata 20
kali lebih kecil dari perdagangan antara dua provinsi Kanada (perdagangan
intranasional di domestik Kanada).
•
Apakah tingkat keuntungan investasi
tidak akan dapat menguntungkan available saving (kas) negara?
Tidak
selalu benar, Sebagai ekonom Martin Feldstein dan Charles Horioka telah
menunjukkan bahwa, jika ini benar, maka tingkat investasi yang dilakukan di
Perancis akan tergantung hanya pada profitabilitas investasi di
Perancis, dan hal itu tidak akan mempengaruhi secara signifikan kas di
Perancis. Fakta mengatakan bahwa, kas Prancis hampir berbanding lurus / tidak
jauh berbeda dengan peningkatan profitabilitas investasi di negara itu.
•
Sifat terbatas globalisasi mungkin
dapat lebih dihargai dengan menempatkannya dalam konteks historis.
Dengan
banyaknya problematika perekonomian dunia dimana sebelumnya pernah terjadi
integrasi peningkatan standar emas yang lebih tinggi di akhir abad l9 daripada
sekarang. Di Amerika Serikat dan Eropa, volume perdagangan mencapai puncaknya
sebelum Perang Dunia I dan kemudian runtuh selama tahun-tahun akibat-perang.
Perdagangan melonjak lagi setelah tahun 1950, dan perekonomian Eropa maupun
Amerika Serikat secara signifikan lebih terbuka hari ini daripada di bawah
standar emas. Begitu juga dengan Jepang yang mengekspor kurang dari total
produksi saat ini daripada yang terjadi selama periode perang.
·
Pengaruh
Globalisasi Terhadap Kebijakan
Perekonomian Negara
Sejak
awal 1970-an, dunia didominasi oleh rezim nilai tukar global (nilai tukar dolar
AS). Sehingga terjadi mobilitas modal yang cukup kuat sehingga menghasilkan
penanaman kapitalisme jangka panjang. Akibatnya, pemerintah lebih fokus
menangani permasalahan ekonomi dan mengesampingkan aspek sosial. Namun, pasca
inter-war (PD I & PD II), kemudian terjadi peningkatan pertumbuhan
perdagangan dan pemerntahan (terutama dalam urusan perang dan damai), sehingga
kontrol terhadap sosial dan kontrol ekonomi semakin meningkat
Pada
1980-an, tarif pajak atas modal terhadap negara-negara industri cenderung
menurun, sedangkan tarif pajak terhadap tenaga kerja terus meningkat. Hal
ini mencerminkan besarnya pengorbanan pemerintah dalam menangani problematika
ekonomi. Peran negara berkurang, sehingga kompensasi buruh digantungkan atas
mnc / perusahaan2 yang membuka lap kerja baru.
K.
Perluasan
Peran Pemerintah
•
Kekuatan pendorong di belakang perluasan
pemerintah adalah increase
in social spending and income transfer in particular.
•
Social
spending : akibat
dari meningkatnya jumlah MNC -> bertambahnya jumlah tenaga kerja->
naiknya biaya jaminan sosial
•
Income
transfer : ekspor
dan impor lintas negara dan mobilitas modal (investasi) menyebabkan naiknya
pendapatan negara.
•
The
social welfare state has been the flip side of the open economy.
Menurut
Rodrik, pengaruh globalisasi sangat kuat terhadap negara karena adanya
keinginan negara untuk meningkatkan daya saing internasional, Akibatnya negara tidak
lagi melakukan fungsi kesejahteraan sosial dan tidak menekankan pentingnya
asuransi sosial dan safety nets at home (kompensasi pengangguran, pesangon, dan
bantuan penyesuaian). Untuk itu prinsip pertahanan yang mengatur efisiensi
biaya produksi domestik suatu negara dalam integrasi internasional harus
memiliki keterkaitan dengan regulasi aturan terhadap kesamarataan/keadilan (fairness)
dalam pendistribusian biaya produksi antar negara, sehingga tercipta iklim
persaingan yang sehat dalam konteks persaingan peningkatan efisiensi dalam
perdagangan internasional. Contohnya pada tahun 1930, AS membuat aturan yang
membatasi sistem “free contract”.
L. Bagaimana pula Globalisasi
mempengaruhi Strategi Perusahaan-Perusahaan Multinasional?
Globalisasi
menciptakan liberalisasi ekonomi sehingga memaksa negara untuk bersaing dalam
mensejahterakan negaranya dengan negara lain. Ketidak mampuan bersaing ini
mengakibatkan industri lokal suatu negara tidak berkembang, pada akhirnya makin
memperburuk kondisi. Selain itu, ketidakmampuan dalam bersaing akan membuat
negara melakukan kerjasama dengan berbabgai institusi internasional dan
aktor-aktor non-negara seperti TNC, MNC, dan NGO. Aktor-aktor non-negara
terutama yang mempunyai kekuatan modal yang sangat kuat ini (MNC, TNC, NGO)
“memiliki kemampuan memaksa”. Atau dengan kata lain, dengan modal yang dimiliki
aktor itu dapat mempengaruhi kebijakan negara. Aktor itu bisa bayar aparat
negara untuk menjaga kepentingan mereka walaupun akhirnya kepentingan rakyat
terpinggirkan.
Di
sisi lain, globalisasi sangat meningkatkan kesempatan yang tersedia bagi mereka
yang memiliki keterampilan dan mobilitas untuk berkembang di pasar dunia. Hal
ini dapat membantu negara-negara miskin untuk keluar dari kemiskinan. Selain
itu, Sebuah reorientasi sumber daya publik dan program pasar tenaga kerja akan
menjadi cara yang lebih tepat untuk menghadapi tantangan globalisasi.
sumber :
- Rodrik, Dani, "Sense and Nonsense in the Globalization Debate", Foreign Policy 107 (1997) : 19-37
- McGrew, Anthony, "The Logics of Globalization' dalam Revenhill (e.d.), Global Political Economy, 1st edition (New York: Oxford University Press , 2006), bab 8
0 comments