Globalization

By Meisarah Marsa, S.Sos - Juni 27, 2014



What is Globalization?
Selama 1980-an, konsep globalisasi mulai mempengaruhi beragam literatur dalam ilmu-ilmu ekonomi maupun sosial. Daya tarik terhadap globalisasi dan konsekuensinya sedikit banyak dipengaruhi oleh keprihatinan dalam memahami sifat perubahan sosial-ekonomi yang berimplikasi pada semua masyarakat kapitalis maju.
Globalisasi mengacu pada beragamnya hubungan dan interkoneksi yang melampaui negara-bangsa (dan implikasinya terhadap masyarakat) yang membentuk sistem dunia modern. Dimana setiap peristiwa, keputusan, dan kegiatan di salah satu bagian dunia dapat mempengaruhi dan memiliki konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat di bagian dunia lainnya. Saat ini, barang, modal, orang, pengetahuan, gambar, komunikasi, kejahatan, budaya, polusi, obat-obatan, mode, dan keyakinan semua mudah mengalir melintasi batas-batas teritorial.

A.    Gidden: Globalization is like ‘time space distanciation’
Giddens menganggap globalisasi menjadi salah satu konsekuensi paling signifikan dari modernitas. Hal ini karena globalisasi melibatkan semua aspek dalam kehidupan sosial. Kemudian, globalisasi memperluas ruang lingkup proses tersebut, dengan konsekuensi bahwa kehidupan interaksi global akan mempengaruhi interaksi lokal di setiap waktu dan tempat.

B.     Harvey : Globalization is like ‘time-space compression’
Harvey berpendapat bahwa globalisasi sangat berhubungan dengan krisis periodik dan restrukturisasi kapitalisme, yang melibatkan proses ekonomi dan sosial. Di mana globalisasi berada dibawah tekanan proses ekonomi dan sosial yang melintasi batas ruang dan waktu di belahan dunia satu dengan yang lain. Di sisi lain, globalisasi juga berarti intensifikasi di tingkat interaksi, keterkaitan, atau saling ketergantungan antara negara dan masyarakat dunia modern 

C.    Mapping the Dimensions of Globalization
         Logics
1.      Single causal logic / complex logic
2.      Multi Causal logic
         Dynamics
1.      Universalization VS Particularization
2.      Homogenization VS Differentiation
3.      Integration VS Fragmentation
4.      Centralization VS Decentralization
5.      Juxtaposition VS Syncretization

·         Accounts of Modernity by: David Held
Multi causal logic (Giddens  & Robertson)
Single causal logic / complex logic  (Wallerstein,  Rosenau, Gilpin)
Giddens : 4 constituent dimensions of globalization à 1) capitalism, 2) inter-state system, 3) militarism, 4) industrialism
Wallerstain : keunggulan kapitalis sebagai  suatu hal penting yang sangat mempengaruhi globalisasi
Robertson : world policy, world economy, by pointing to the independent dynamics  of global culture
Rosenau : Technology as intensification of global interconnectedness

Gilpin : the process of globalization is product of  political factors (permissive global order) à a political order which generates  the stability and security  necessary to sustain  and foster expanding  linkages between  nation states

D.    Wallerstain
Keunggulan kapitalis sebagai  suatu hal penting yang sangat mempengaruhi globalisasi
         Historical capitalism :

1.    It’s origin in XVI Europe, ekonomi dunia kapitalis kemudian mempengaruhi kekuatan dan kekayaan suatu negara sehingga terjadi fragmentasi menjadi core, semi pheripery, & pheripery
2.     Universalisasi & deepening of capitalism memprovokasi perlawanan pada skala global  akibat ketidakstabilan dalam bentuk gerakan anti-sistemik (kontradiksi terhadap kapitalisme)
3.      Wallerstein percaya pada akhirnya hal tsb akan menyebabkan keruntuhannya akibat collapse



E.     Rosenau
         Teknologi sebagai intensifikasi dari ‘interconnectedness dan interdependence’ global
Era Negara Industri Maju Sebelum PD I
era Globalisasi
the age of international politic (era di mana negara-negara bangsa mendominasi kancah global )
the age of  post international politics (era di mana negara-bangsa harus berbagi panggung global dengan organisasi internasional, perusahaan transnasional, dan gerakan transnasional)
industrialism
post-industrialism as a powerful agent of global socio-economic and political transformation

F.     Gilpin
Proses globalisasi justru merupakan produk dari faktor-faktor politik (permissive global order) à tatanan politik yang menghasilkan stabilitas dan keamanan yang diperlukan untuk mempertahankan dan mendorong perluasan hubungan antara negara-negara bangsa Karena global ini, negara modern fokus pada penanganan tentang pencegahan perang dan damai, menciptakan monopoli, dan balance of power untuk menekan critical agent untuk tidak mempengaruhi tatanan global yang berlaku
         Era Negara Industri Maju Sebelum PD I
Secara historis, globalisasi telah terasosiasi terutama sejak era kerajaan Eropa, dengan adanya dorongan ekspansionis kekuasaan yang hegemon. Dimana di era Pax Britannica, ditandai dengan tingkat saling ketergantungan internasional yang cukup tinggi, sedangkan pada era Pax Americana proses globalisasi diintensifkan dan ditanggung oleh tatanan keamanan yang stabil dari kekuatan militer AS. jadi, keterkaitan di era modern global tergantung pada keberadaan suatu tatanan dunia yang lebih stabil dan aman dijamin oleh kekuatan militer dan supremasi hegemonik (liberal) negara. Oleh karena itu, proses globalisasi juga disebut dengan ‘historically hegemonic process’  

G.    Giddens
         4 dimensi globalisasi :
  1. kapitalisme à mempengaruhi percepatan dan  globalisasi ekonomi
  2. sistem antar-negara à menjadi lebih bersifat universal
  3. militerisme à berkembangnya studi kajian strategis dan nuklir
  4. industrialisme à terjadinya transformasi dan penyebaran labor division secara global     
H.    Robertson  
         Faktor multidimensional yang mempengaruhi globalisasi :
1.      World policy
2.      World Economy
3.      The independent dynamics  of global culture
Ketiga faktor ini akan mempengaruhi penyebaran kapitalisme, imperilisme barat, dan perkembangan dan perkembangan sistem media global

I.       Dynamics
         Menurut Giddens à globalisasi secara umum dapat dipahami sebagai proses ‘contingent dan dialectic’.  Dialectical process inilah yang kemudian dipahami Gidden sebagai dynamics (dinamika globalisasi), karena tidak membawa perubahan yang memunculkan keseragaman, tetapi justru cenderung saling bertentangan (binary opposing tendencies) 

·         The discourse of globalization
         The Binary opposing tendencies (Giddens):
  1. Universalization VS Particularization
seharusnya dengan adanya globalisasi maka akan lahir kesatuan masyarakat modern yang universal, namun pada kenyataannya globalisasi juga memicu partikularisasi sehingg memunculkan rasa nasionalisme
  1. Homogenization VS Differentiation
    Seharusnya dengan adanya globalisasi maka akan lahir kesamaan paradigma / interpretasi terhadap sesuatu yang melibatkan dunia internasional sepertihalnya permasalahan HAM, namun realitanya muncul perbedaan interpretasi HAM dari wilayah yang berbeda
  1. Integration VS Fragmentation
    Seharusnya globalisasi melahirkan kesatuan masyarakat karena melintasi batas wilayah mereka, dimana pengelompokan tenaga kerja hanya didasarkan atas transnational corporation, namun pada realitanya pengelompokan tenaga kerja masih bersifat lokal, nasional, atau didasarkan atas batas sektor wilayah
  1. Centralization VS Decentralization
  Seharusnya globalisasi mampu menghasilkan otoritas terpusat di ranah global, namun realitanya justru memunculkan otoritas yang tidak terpusat seperti munculnya komunitas-komunitas yang bergerak berdasarkan interest mereka contohnya peace movement, women movement, environmental movement
  1. Juxtaposition VS Syncretization   
Seharusnya proses globalisasi mampu menata dan mengatur perbedaan peradaban, cara hidup, dan praktek sosial dalam satu arah namun faktanya, justru memperkuat batas-batas perbedaan sosial dan budaya yang berkembang dari nilai-nilai, ide, dan pengetahuan yang dikembangkan secara sinkretisasi (beberapa arah), seperti pencampuran masakan, gaya hidup zaman baru, arsitektur yang dipadukan dengan budaya lama.

·         Where Globalization might be leading humanity?

         A global civilization/peradaban global
    dimana masyarakat global disatukan oleh keinginan untuk berdamai dan menentang tradisi, budaya, dan agama
         A capitalist world society /masyarakat kapitalis
    dimana masyarakat global disatukan akibat peningkatan dan penanaman konsep kapitalisme secara global
         A bifurcated world/ Sebuah dunia yang terbagi dua
     menurut Rosenau tidak ada masyarakat (atau sistem) global yang tunggal. Yang ada hanyalah dua, yaitu:
        A society of states dimana diplomasi dan national power tetap menjadi variabel penting
        A world dimana  terdapat beragam organisasi, kelompok, dan individu yang memiliki kepentingan
         A global society of state 

    Menurut gilpin, globalisasi bergantung pada faktor strategis dan politik, global power relations dan ideologi negara yang dominan.
The future political community
         Dissolving the nation state
    Adanya interconnectedness yang menciptakan sebuah situasi dimana pengambilan keputusan oleh satu negara dapat menghasilkan konsekuensi besar untuk masyarakat di banyak negara.
         Rejuvenating the nation-state
    globalisasi dapat melemahkan otonomi negara oleh karena itu , negara harus mampu untuk menghadapi kekuatan global melalui aksi kolektif.
         Rethinking Sovereignity
    global ini, negara modern tidak hanya memiliki kewenangan mengatur domestik tapi juga memiliki kewenangan dalam ranah regional maupun sub-regional dan internasional. Sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa globalisasi lebih berpotensi mengikis ‘sovereignity negara terhadap domestik’ daripada berkontribusi terhadap kedaulatan nation-state dan komunitas politik nasional.

J.      THE LIMITS OF GLOBALIZATION
         Apakah dengan adanya globalisasi, perekonomian domestik menjadi terbelenggu?
Tidak selalu benar, Paul Krugman (seorang Ahli Ekonomi): Sebagian besar pemerintah di negara industri tidak hampir sama terbelenggu oleh globalisasi ekonomi seperti yang umum diyakini. Mereka mempertahankan otonomi substansial dalam mengatur ekonomi mereka, dalam merancang kebijakan sosial mereka, dan dalam mempertahankan lembaga yang berbeda dari mitra dagang mereka. Contoh kasus Amerika Utara misalnya. Dimana perdagangan antara Kanada dan Amerika Serikat adalah salah satu paling bebas di dunia dan hanya sedikit terhambat oleh biaya transportasi dan komunikasi. Namun sebuah studi oleh ekonom Kanada John McCallum telah mendokumentasikan bahwa profit perdagangan antara provinsi Kanada dan negara bagian AS (perdagangan internasional) adalah rata-rata 20 kali lebih kecil dari perdagangan antara dua provinsi Kanada (perdagangan intranasional di domestik Kanada).
         Apakah tingkat keuntungan investasi tidak akan dapat menguntungkan available saving (kas) negara?
Tidak selalu benar, Sebagai ekonom Martin Feldstein dan Charles Horioka telah menunjukkan bahwa, jika ini benar, maka tingkat investasi yang dilakukan di Perancis akan tergantung hanya pada profitabilitas investasi di Perancis, dan hal itu tidak akan mempengaruhi secara signifikan kas di Perancis. Fakta mengatakan bahwa, kas Prancis hampir berbanding lurus / tidak jauh berbeda dengan peningkatan profitabilitas investasi di negara itu.
         Sifat terbatas globalisasi mungkin dapat lebih dihargai dengan menempatkannya dalam konteks historis.
Dengan banyaknya problematika perekonomian dunia dimana sebelumnya pernah terjadi integrasi peningkatan standar emas yang lebih tinggi di akhir abad l9 daripada sekarang. Di Amerika Serikat dan Eropa, volume perdagangan mencapai puncaknya sebelum Perang Dunia I dan kemudian runtuh selama tahun-tahun akibat-perang. Perdagangan melonjak lagi setelah tahun 1950, dan perekonomian Eropa maupun Amerika Serikat secara signifikan lebih terbuka hari ini daripada di bawah standar emas. Begitu juga dengan Jepang yang mengekspor kurang dari total produksi saat ini daripada yang terjadi selama periode perang.

·         Pengaruh Globalisasi Terhadap  Kebijakan Perekonomian Negara
Sejak awal 1970-an, dunia didominasi oleh rezim nilai tukar global (nilai tukar dolar AS). Sehingga terjadi mobilitas modal yang cukup kuat sehingga menghasilkan penanaman kapitalisme jangka panjang. Akibatnya, pemerintah lebih fokus menangani permasalahan ekonomi dan mengesampingkan aspek sosial. Namun, pasca inter-war (PD I & PD II), kemudian terjadi peningkatan pertumbuhan perdagangan dan pemerntahan (terutama dalam urusan perang dan damai), sehingga kontrol terhadap sosial dan kontrol ekonomi semakin meningkat
Pada 1980-an, tarif pajak atas modal terhadap negara-negara industri cenderung menurun, sedangkan tarif pajak terhadap tenaga kerja terus meningkat. Hal ini mencerminkan besarnya pengorbanan pemerintah dalam menangani problematika ekonomi. Peran negara berkurang, sehingga kompensasi buruh digantungkan atas mnc / perusahaan2 yang membuka lap kerja baru.

K.    Perluasan Peran Pemerintah
         Kekuatan pendorong di belakang perluasan pemerintah adalah increase in social spending and income transfer in particular.
         Social spending : akibat dari meningkatnya jumlah MNC -> bertambahnya jumlah tenaga kerja-> naiknya biaya jaminan sosial
         Income transfer : ekspor dan impor lintas negara dan mobilitas modal (investasi) menyebabkan naiknya pendapatan negara.
         The social welfare state has been the flip side of the open economy.
Menurut Rodrik, pengaruh globalisasi sangat kuat terhadap negara karena adanya keinginan negara untuk meningkatkan daya saing internasional, Akibatnya negara tidak lagi melakukan fungsi kesejahteraan sosial dan tidak menekankan pentingnya asuransi sosial dan safety nets at home (kompensasi pengangguran, pesangon, dan bantuan penyesuaian). Untuk itu prinsip pertahanan yang mengatur efisiensi biaya produksi domestik suatu negara dalam integrasi internasional harus memiliki keterkaitan dengan regulasi aturan terhadap kesamarataan/keadilan (fairness) dalam pendistribusian biaya produksi antar negara, sehingga tercipta iklim persaingan yang sehat dalam konteks persaingan peningkatan efisiensi dalam perdagangan internasional. Contohnya pada tahun 1930, AS membuat aturan yang membatasi sistem “free contract”.
 
L.     Bagaimana pula Globalisasi mempengaruhi Strategi Perusahaan-Perusahaan Multinasional?
Globalisasi menciptakan liberalisasi ekonomi sehingga memaksa negara untuk bersaing dalam mensejahterakan negaranya dengan negara lain. Ketidak mampuan bersaing ini mengakibatkan industri lokal suatu negara tidak berkembang, pada akhirnya makin memperburuk kondisi. Selain itu, ketidakmampuan dalam bersaing akan membuat negara melakukan kerjasama dengan berbabgai institusi internasional dan aktor-aktor non-negara seperti TNC, MNC, dan NGO. Aktor-aktor non-negara terutama yang mempunyai kekuatan modal yang sangat kuat ini (MNC, TNC, NGO) “memiliki kemampuan memaksa”. Atau dengan kata lain, dengan modal yang dimiliki aktor itu dapat mempengaruhi kebijakan negara. Aktor itu bisa bayar aparat negara untuk menjaga kepentingan mereka walaupun akhirnya kepentingan rakyat terpinggirkan.
Di sisi lain, globalisasi sangat meningkatkan kesempatan yang tersedia bagi mereka yang memiliki keterampilan dan mobilitas untuk berkembang di pasar dunia. Hal ini dapat membantu negara-negara miskin untuk keluar dari kemiskinan. Selain itu, Sebuah reorientasi sumber daya publik dan program pasar tenaga kerja akan menjadi cara yang lebih tepat untuk menghadapi tantangan globalisasi. 




sumber :
- Rodrik, Dani, "Sense and Nonsense in the Globalization Debate", Foreign Policy 107 (1997) : 19-37
- McGrew, Anthony, "The Logics of Globalization' dalam Revenhill (e.d.), Global Political Economy, 1st edition (New York: Oxford University Press , 2006), bab 8

  • Share:

You Might Also Like

0 comments