Revolution in Military Affairs (RMA)

By Meisarah Marsa, S.Sos - Juni 23, 2014


Telah terjadi perubahan penting dalam kemajuan militer saat ini. Di mana sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Perubahan tersebut dianggap sangat penting yang dikenal sebagai Revolution in Militarry Affairs (RMA) atau revolusi dalam dunia militer.
RMA adalah perkembangan dalam cara berpikir militer AS akibat pengaruh teknologi khususnya teknologi informasi dan telekomunikasi seperti komputer, internet, dan penginderaan jauh. Hal ini mempengaruhi transformasi dalam komando dan pengawasan, sistem komunikasi, ketepatan dalam penembakan, dan pengumpulan serta penyebaran informasi.
Ketepatan dalam pengantaran penembakan trewujud karena kemajuan teknologi yang menghasilkan precision guided munition (PGM) atau munisi yang tepat sasaran. Di mana dulu sangat sulit menempatkan tembakan pada sasaran yang tepat. Semua senjata tadinya hanyalah senjata area (area weapons) kini bertransformasi menjadi senjata perkenaan tepat (precision weapons). Selain itu, penggunaan satelit dan penginderaan jauh (remote sensing) memungkinkan diperoleh informasi yang bersifat real time atau waktu seketika. Penyebaran informasi juga semkain cepat dan tepat dengan penggunaan internet.
Setiap perkembangan teknologi memang berpengaruh pada taktik, dan melalui taktik juga kepada operasi dan strategi. Sepertihalnya penemuan tank telah mengubah cara menyerang (taktik) dan begitu juga dengan perencanaan kampanye (operasi) dan perencanaan perang (strategi). Demikian juga perkembangan teknologi yang memanfaatkan kekuatan nuklir untuk kepentingan militer.
Pengaruh RMA yang cukup besar dalam taktik, operasi, dan strategi perang juga dapat mempengaruhi pertahanan rakyat semesta, baik dalam pelaksanaan pertahanan konvensional maupun pertahanan wilayah. Mengingat pentingnya RMA, maka Indonesiapun harus mempunyai kemampuan itu dan sebisa mungkin membuatnya sendiri.
Demikian pula peran RMA akan ditentukan oleh kemampuan perwira dan ahli sains Indonesia untuk mengembangkannya sebagai senjata efektif serta penggunaanya dalam takti, operasi, dan strategi untuk menghasilkan pertahanan negara yang efektif. Selain itu, penting juga memiliki kemampuan PGM. Sehingga, pasukan Indonesia yang kecil dan lincah akan mempunyai daya tembak yang jauh lebih mengancam posisi musuh sehingga memaksa musuh untuk meninggalkan konsentrasi besar. Hal ini juga akan menguntungkan bagi pertahanan wilayah Indonesia karena musuh akan kurang terbiasa dengan medan Indonesia sendiri, sehingga akan sulit mengembangkan mobilitas.
Selain itu, Indonesia juga harus menerapkan wajib militer. Karena wajib militer merupakan salah satu kekuatan pertahanan yang tidak bisa dihilangkan perannya. Dalam kenyataan terbukti bahwa keunggulan teknologi saja kurang memadai untuk menjamin kekuatan pertahanan. Vietnam yang harus menghadapi tentara AS dengan keunggulan total teknologi maupun jumlah tentara, dapat bertahan dan bahkan kemudian menang karena perjuangannya didukung oleh semangat kebangsaan rakyatnya yang kuat.
Contoh lainnya, AS belum kunjung berhasil membuat bangsa Irak sesuai dengan tujuannya, sekalipun telah mengalahkannya dalam perang konvensional, karena rakyat Irak tidak mau dikuasai bangsa lain dan terus melawan tentara AS. Di mana perlawanan rakyat Irak tidak selesai karena tembakan Tomahawk, smart bomb, ataupun rudal yang dijatuhkan dari pesawat. Karena rakyat Irak masih dapat menahan dirinya untuk tidak segera menyerah karena tingginya rasa harga diri bangsa. Dan di sisi lain, pasukan gerilya Irak tetap dapat menimbulkan pukulan-pukulan yang mematikan. Sehingga, tidak ada alasan untuk menganggap perkembangan RMA menjadikan pertahanan rakyat semesta ketinggalan zaman atau obsolete

dikutip dari Sayidiman Suryohadiprojo dalam bukunya yang berjudul Ci Vis Pacem Para Bellum





  • Share:

You Might Also Like

0 comments