Telah terjadi
perubahan penting dalam kemajuan militer saat ini. Di mana sangat dipengaruhi
oleh kemajuan teknologi. Perubahan tersebut dianggap sangat penting yang
dikenal sebagai Revolution in Militarry
Affairs (RMA) atau revolusi dalam dunia militer.
RMA adalah
perkembangan dalam cara berpikir militer AS akibat pengaruh teknologi khususnya
teknologi informasi dan telekomunikasi seperti komputer, internet, dan
penginderaan jauh. Hal ini mempengaruhi transformasi dalam komando dan
pengawasan, sistem komunikasi, ketepatan dalam penembakan, dan pengumpulan
serta penyebaran informasi.
Ketepatan dalam
pengantaran penembakan trewujud karena kemajuan teknologi yang menghasilkan precision guided munition (PGM) atau
munisi yang tepat sasaran. Di mana dulu sangat sulit menempatkan tembakan pada
sasaran yang tepat. Semua senjata tadinya hanyalah senjata area (area weapons) kini bertransformasi
menjadi senjata perkenaan tepat (precision
weapons). Selain itu, penggunaan satelit dan penginderaan jauh (remote sensing) memungkinkan diperoleh
informasi yang bersifat real time
atau waktu seketika. Penyebaran informasi juga semkain cepat dan tepat dengan
penggunaan internet.
Setiap perkembangan
teknologi memang berpengaruh pada taktik, dan melalui taktik juga kepada
operasi dan strategi. Sepertihalnya penemuan tank telah mengubah cara menyerang
(taktik) dan begitu juga dengan perencanaan kampanye (operasi) dan perencanaan
perang (strategi). Demikian juga perkembangan teknologi yang memanfaatkan
kekuatan nuklir untuk kepentingan militer.
Pengaruh RMA yang
cukup besar dalam taktik, operasi, dan strategi perang juga dapat mempengaruhi
pertahanan rakyat semesta, baik dalam pelaksanaan pertahanan konvensional
maupun pertahanan wilayah. Mengingat pentingnya RMA, maka Indonesiapun harus
mempunyai kemampuan itu dan sebisa mungkin membuatnya sendiri.
Demikian pula peran
RMA akan ditentukan oleh kemampuan perwira dan ahli sains Indonesia untuk
mengembangkannya sebagai senjata efektif serta penggunaanya dalam takti,
operasi, dan strategi untuk menghasilkan pertahanan negara yang efektif. Selain
itu, penting juga memiliki kemampuan PGM. Sehingga, pasukan Indonesia yang
kecil dan lincah akan mempunyai daya tembak yang jauh lebih mengancam posisi
musuh sehingga memaksa musuh untuk meninggalkan konsentrasi besar. Hal ini juga
akan menguntungkan bagi pertahanan wilayah Indonesia karena musuh akan kurang
terbiasa dengan medan Indonesia sendiri, sehingga akan sulit mengembangkan
mobilitas.
Selain itu,
Indonesia juga harus menerapkan wajib militer. Karena wajib militer merupakan
salah satu kekuatan pertahanan yang tidak bisa dihilangkan perannya. Dalam
kenyataan terbukti bahwa keunggulan teknologi saja kurang memadai untuk
menjamin kekuatan pertahanan. Vietnam yang harus menghadapi tentara AS dengan
keunggulan total teknologi maupun jumlah tentara, dapat bertahan dan bahkan
kemudian menang karena perjuangannya didukung oleh semangat kebangsaan
rakyatnya yang kuat.
Contoh lainnya, AS
belum kunjung berhasil membuat bangsa Irak sesuai dengan tujuannya, sekalipun
telah mengalahkannya dalam perang konvensional, karena rakyat Irak tidak mau
dikuasai bangsa lain dan terus melawan tentara AS. Di mana perlawanan rakyat Irak
tidak selesai karena tembakan Tomahawk, smart
bomb, ataupun rudal yang dijatuhkan dari pesawat. Karena rakyat Irak masih
dapat menahan dirinya untuk tidak segera menyerah karena tingginya rasa harga
diri bangsa. Dan di sisi lain, pasukan gerilya Irak tetap dapat menimbulkan
pukulan-pukulan yang mematikan. Sehingga, tidak ada alasan untuk menganggap
perkembangan RMA menjadikan pertahanan rakyat semesta ketinggalan zaman atau obsolete.
dikutip dari Sayidiman Suryohadiprojo dalam bukunya yang berjudul Ci Vis Pacem Para Bellum
0 comments