China’s Soft Power In Africa Jennifer G. Cooke
By Meisarah Marsa, S.Sos - Juli 06, 2015
Berbicara tentang
pergerakan China di Afrika merupakan suatu pembahasan yang sangat krusial.
Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Jennifer G. Cooke mengungkapkan bahwa
keterlibatan China di Afrika telah menimbulkan berbagai reaksi baik dari
masyarakat Afrika maupun dari Barat. Bagaimana pengaruh China di Afrika dilihat
Cooke sebagai pengaruh soft power.
Meskipun China bukanlah kekuatan baru di Afrika, namaun keterlibatannya
berkembang secara dramatis dalam 15 tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari
para pedagang China di pertengahan tahun 1990an yang sempat melakukan transaksi
di Afrika.
Keterlibatan China tidak dapat dilihat sebagai bentuk
ekspansi semata, China bahkan memberikan konstribusi melalui bantuan-bantuan
dan dorongan diplomatik yang kuat untuk membangun kemitraan ramah dengan
pemerintah Afrika guna mendapatkan dukungan dalam forum internasional demi
ambisi perdagangan dunia China. Dan dalam jangka panjang, hal ini akan membantu
China dalam menciptakan pasar untuk barang dan jasa China. Keterlibatan China
dalam soft power juga mendorong beberapa kekhawatiran terhadap kurangnya
pengaruh Barat di Afrika dan kekhawatiran terhadap rusaknya transparansi dan
akuntabilitas pemerintah. Namun sebaliknya, ada pengakuan bahwa telah trejadi
kompetisi yang sehat untuk perdagangan dan investasi. Sehingga membuktikan
bahwa soft power akhirnya bisa memberikan manfaat terhadap pertumbuhan ekonomi
Afrika.
Perkembangan China telah menekankan pada aspek soft power
dalam keterlibatannya di Afrika. China telah membangun komitmen eskplisit untuk
memperluas perdangan dan peluang investasi dengan Afrika. Pada tahun 2006,
Forum Kerjasama China Afrika (FOCAC) telah menjanjikan peningkatan perdagangan
China Afrika dua kali lipat dari US$ 40 miliar pada tahun 2005 menjadi US$ 100
miliar pada tahun 2010. Selain itu, China juga memperlakukan biaya bebas bea
masuk bagi barang impor Afrika dan membangun US$ 5 miliar untuk dana
pembangunan China Afrika sebagai investasi China. Pinjaman lunak lainnya juga
diberikan China untuk memperkuat hubungan dengan Afrika terutama dengan
beberapa negara produsen minyak Afrika seperti Sudan, Angola, dan Nigeria.
Meningkatnya perdagangan China di Afrika diimbangi dengan
dorongan diplomatik yang besar untuk meyakinkan Afrika dan dunia terhadap niat
baik China. Dipomasi publik China menekankan gagasan solidaritas kerjasama
Selatan-Selatan. China tidak pernah berusaha untuk menundukkan, menjajah, atau
memperbudak. Mereka menunjukkan catatan dukungan China untuk gerakan-gerakan
pembebasan Afrika dan kepentingan umum negara-negara berkembang dalam
menciptakan perekonomian global yang adil dan merata. Pendekatan yang ditawarkan
China ke Afrika ditunjukkan dengan beberapa alasan yaitu, Pertama, terdapat penghargaan dan ide China datang ke Afrika
sebagai mitra bisnis. Kedua, persepsi
keuntungan ekonomi lebih mungkin untuk memastikan keterlibatan secara
berkelanjutan. Ketiga, atas dua hal
tersebut maka gagasan win-win menyiratkan Afrika bebas untuk menegosiasikan
persyaratan pengaturan dan China akan bersikap responsif atas hal tuntutan
Afrika.
Pendekatan yang paling komprehensif dari upaya diplomatik
China terhadap Afrika adalah dengan dibentuknya FOCAC yang diluncurkan pada
bulan Oktober tahun 2000 sebagai forum antara Beijing dan negara Afrika yang
meliputi program kerja bantuan, pembangunan ekonomi, perdagangan, investasi,
dan kemitraan politik. Laporan Congressional Reasearch Service menunjukkan
bahwa bantuan China trediri dari hibah, pinjaman tanpa bunga, pinjaman
bilateral negara dan pinjaman lunak lainnya.Di bidang budaya, China juga
mendorong dan memperluas pertukaran budaya dengan Afrika. Beberapa upaya China
antara lain : Pertama, didirikannya
Institut Konfusius di Afrik apada tahun 2005 yang didanai oleh pemerintahan
China. Kedua, penawaran program
bahasa dan budaya kepada masyarakat luas. Pada tahun 2008, China menjanjikan 20
juta renminbi untuk proyek pendidikan di Afrika Selatan dan memasukkan
pengajaran Mandirin di 50 sekolah menengah setempat. China juga menjanjikan
program 4000 beasiswa untuk siswa Afrika setiap tahun.
Berbeda dengan strategi China di Afrika yang lebih
menekankan ekonomi sebagai soft power yang dominan, AS mengupayakan peningkatan
kesehatan dan pengembangan keamanan. Menurut Cooke, upaya AS ini tidak memiliki
dampak soft power yang lebih efisien dari China. Hal ini dikarenakan ; Pertama, bantuan kemanusiaan dari Barat
diberikan hanya dalam batas waktu tertentu dan meskipun hal tersebut dinilai
oleh AS sebagai suatu kebijakan yang efisen namun belum tentu Afrika
menginginkan kebijakan tersebut sebagai prioritasnya. Kedua, meskipun terdapat kebijakan soft power namun kebijakan hard
power AS lebih dominan di Afrika, sehingga banyak masyarakat Afrika yang
percaya bahwa Departemen Pertahanan AS mengupayakan untuk mengambil alih
kebijakan AS terhadap Afrika. Ketiga, kehadiran
diplomatik China di Afrika dapat mengurangi kehadiran AS. Keempat, kompetisi unuk komuditas Afrika telah meningkat, sehingga
persaingan tidak hanya datang dari China tapi juga India, Rusia, Brazil, dan
bahkan Afrika Selatan. Kelima, perkembangan
global AS juga berdampak pada opini masyarakat Afrika, sepertihalnya pengaruh
opini atas perang AS di Irak, penyalahgunaan Guantanamo dan persepsi
unilateeralisme AS. Hal ini akan melemahkan retorika AS pada masalah demokrasi,
HAK dan niat AS. Krisis keuangan yang melanda tentunya akan menjadikan China
sebagai pertimbangan yang lebih baik daripada AS dengan melihat pada kekuatan
China yang sedang berkembang di Asia.
Di akhir tulisannya, Cooke memberikan saran kepada AS
dengan berkaca pada China. Beberapa hal yang menurut Cooke dapat dilakukan AS
antara lain, 1) AS harus menempatkan penekanan yang lebih besar dalam mendukung
bisnis AS untuk berinvestasi di Afrika melalui Overseas Private nvestment
Corporation, Depertement of Commerce, dan Exim Bank, 2) AS dapat mmberikan
dukungan terhadap proyek infrastruktur transportasi, fasilitas pelabuhan dan
listrik, 3) memperluas kehadiran diplomatik di Afrika, 4) memperkuat dukungan
teknis dan kapasitas untuk akuntabilitas lembaga, organisasi masyarakat di
Afrika, dan media, 5) mengkoordinasikan upaya dengan China dan pemerintah
Afrika, 6) turut berkolaborasi dalam mengatasi tantangan global dan 7)
memastikan kontak dengan para pemimpin China dan Afrika untuk mengantisipasi
potensi daerah konflik.
0 comments