Tulisan yang ditulis oleh Reza
Sinbar ini menuturkan tentang gerakan Islam dan dampaknya secara global. Dalam
makalahnya juga dijelaskan hubungan antara pemerintahan muslim dan non muslim.
1.
CURRENT SITUATION OF MUSLIMS IN THE WORLD
Pada abad ke-21, hampir satu dari lima
manusia adalah seorang Muslim. Kehadiran demografi baru Islam dalam dunia barat
merupakan indikasi bahwa Islam menjadi kekuatan globalisasi besar saat ini. Di
Eropa secara keseluruhan terdapat 20 juta Muslim, delapan juta di antaranya
berada di Eropa Barat. Jumlah ini belum termasuk umat Islam Turki yang
jumlahnya sekitar 50 juta jiwa.
Selain Islamisasi demografi
di dunia Barat, sekarang terdapat lebih dari seribu masjid dan asosiasi Islam
di Amerika Serikat. Setelah runtuhnya Uni Soviet, lima negara Asia Tengah termasuk
Kazakhstan, Kyrgyzstan, Uzbekistan, Turkimenistan dan Tajikistan menjadikan Islam
sebagai agama resmi yang dominan.
Islam memiliki loyalitas
pengikut yang menaati firman Allah (Al-Qur’an). Islam tidak memainkan
peran dalam hubungan internasional. Tapi kontribusi Islam terhadap politik
tidak 'independen'. Di mana Islam dapat menjadi resolusi dari masalah duniawi
dan universal seperti keadilan sosial, legitimasi politik, dan pertahanan tanah
air.
2. VARIOUS VIEW ON ISLAMIC POLITICS
AND THE RELATIONS BETWEEN ISLAM AND THE WEST
Islam dipahami sebagai
agama yang komprehensif dan tidak mengakui pemisahan agama dari politik. Terdapat
tiga opsi yang memungkinkan hubungan antar-negara dalam Islam yaitu: perang,
perdamaian atau netralitas. Dari ketiga opsi tersebut, perdamaian merupakan
landasan utama hubungan dengan non-muslim. Politik merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Islam. Sehingganya, umat Islam bertanggung jawab untuk
menerapkan Islam dalam politik atau berpartisipasi di dalamnya sesuai dengan
prinsip-prinsip Islam. Di sisi lain, hal ini dapat membantu umat muslim untuk
melaksanakan tugasnya sebagai khalifah.
Untuk memahami hubungan
internasional antara pemerintahan Muslim dengan non-Muslim, perlu kita pahami
dasar hubungan pada tingkat individu antara Muslim dan non-Muslim. Karena
menurut pandangan Islam, hubungan internasional hanya sebagai perpanjangan dari
hubungan individu.
Terminologi yang
digunakan untuk menggambarkan institusi politik Muslim adalah Dar Al-Islam (tanah Islam) atau ad-Daulah Al-Islamiyah (negara Islam). Selain
itu, ada dua pandangan tentang makna Dar Al-Islam dan Dar Al-Harb. Salah
satu pandangan menyatakan bahwa tanah Islam harus dikuasai oleh umat Islam dan
sistem pemerintahan Islam diterapkan. Pandangan lain menekankan pada
masalah apakah Muslim dalam keadaan aman atau tidak.
3. ISLAMIC TRADITIONAL VIOLENT VIEW
Ada dua pandangan besar pada masalah
ini. Salah satu pandangan menyatakan bahwa jihad bersenjata adalah
satu-satunya jenis hubungan yang dapat terjadi antara Muslim dan
non-Muslim. Menurut pihak yang mendukung pandangan ini
menyatakan bahwa jihad bersenjata merupakan kewajiban sampai akhir
dunia dan tujuannya adalah untuk melawan orang-orang kafir. Jihad bersenjata harus dilakukan sampai semua lahan dibebaskan dari
orang-orang kafir dan ketika semua orang-orang kafir tunduk pada aturan Islam.
Untuk mendukung pandangan ini, para muslim radikal pada zaman
sekarang sering menghidupkan kembali pengalaman sejarah perang selama Perang
Salib, kolonialisme, penganiayaan terhadap Muslim Palestina oleh Israel di
bawah kepemimpinan Amerika Serikat, dan baru-baru ini terdapat serangan terhadap Afghanistan dan Irak oleh pasukan
koalisi. Pandangan ini mengusulkan ide perang abadi antara
Muslim dan non-Muslim yang hanya akan berhenti atau berakhir ketika semua
non-Muslim memeluk Islam, jatuh di bawah kekuasaan bangsa Muslim atau melakukan perjanjian damai dengan umat Islam.
4.
ISLAMIC TRADITIONAL PEACEFUL VIEW
Pandangan lain juga
mengatakan bahwa perdamaian dan harmoni adalah dasar untuk hubungan, bukan
perang. Pendukung pandangan kedua berpendapat bahwa tujuan jihad
bersenjata bukan untuk melawan non-Muslim karena perbedaan kepercayaan, tetapi
untuk menegakkan keadilan dan memberantas penindasan. Dan jihad bersenjata
dalam Islam hanya dapat dilancarkan terhadap mereka yang mengobarkan perang
(Quran, 22:39, 40, 2: 193, 4: 7, 2: 194, dan 2: 190).
Seperti agama-agama
besar lainnya, esensi Islam adalah Damai, cinta, kasih dan sayang (Al-Quran,
21: 107). Islam melarang kekerasan dan penumpahan darah manusia. Perang tidak
dapat digunakan untuk mengalahkan non-Muslim untuk kepentingan Islam. Dalam Islam,
tidak ada paksaan dalam agama (Al-Quran, 2:.. 256, 10:99) Keanekaragaman dan
perbedaan iman adalah bagian dari ciptaan Tuhan. Hal ini terealisasi dalam
aktivitas diplomasi PBB yang menggalakkan hubungan damai di dunia
internasional.
.
5.
TOLERANT PERSPECTIVE
Islam adalah agama
damai. Berdasarkan namanya yang berasal dari kata "salm" atau
"silm" yang berarti "perdamaian dan keamanan". Selain itu, umat
Islam diperintahkan untuk menyampaikan salam kepada orang lain dengan ucapan
"Assalamualaikum", yang berarti "damai untuk Anda". Quran
lebih menyukai perdamaian daripada konflik. Muslim diperintahkan untuk
merangkul keragaman dan, dengan demikian, toleransi untuk keragaman menjadi
ajaran fundamental Islam. Hal ini kemudian diwujudkan melalui perintah Islam
untuk menghormati agama lain dan tidak mencampuri urusan agama
lain, (Al-Quran, 1091: 1-6).
6.
ISLAM AND THE WEST IN INTERNATIONAL INTERACTION: THREE DIFFERENT IDEAS
Terdapat Tiga ide dominan dalam
mendefinisikan relasi Islam dan Barat.
1. Ide konfrontasi, di mana
Barat dan Muslim berbagi beberapa nilai-nilai bersama, dan terperangkap oleh
"benturan peradaban".
2. Ide kompatibiliti,
hubungan antara dunia Islam dan Barat merupakan hasil tragis yang tidak
terhindarkan dari proses sejarah yang kompleks. Islam berbagi warisan
budaya yang signifikan dengan Barat.
3.
Ide komplementer, ide ini berusaha untuk menciptakan kerangka baru untuk
memahami bagaimana hubungan Islam dan Barat yang mungkin dapat hidup
berdampingan secara damai tanpa menyangkal kekhasan sejarah dan budaya
masing-masing.
Untuk menjawab permasalaha mengenai
terorisme, Barat, dan Amerika Serikat, kita harus memahami bagaimana latar
belakang kebijakan dunia Islam dalam perkembangan globalisasi saat ini. Untuk
mencapai keamanan manusia di dunia, masyarakat internasional perlu kebijakan
didasarkan pada empati budaya, multilateralisme, dan konsensus yang luas
tentang kepentingan, nilai-nilai, dan harapan bersama dalam mencapai perdamaian
komunitas internasional.
0 comments